TEMPO.CO, Jakarta - Rusia kembali bergabung pada kesepakatan yang mengizinkan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam pada Rabu, 2 November 2022, setelah para pemimpin dunia mengatakan keputusan itu akan memperburuk kelaparan global.
Baca: Pemeran Dae Jang Geum Biayai Pemulangan Jenazah Korban Itaewon ke Rusia
Rusia, yang telah menginvasi Ukraina pada 24 Februari, mengumumkan berbalik arah setelah Turki dan PBB membantu agar gandum Ukraina tetap mengalir selama beberapa hari tanpa peran Rusia dalam inspeksi.
Kementerian Pertahanan Rusia membenarkan dan menerima jaminan dari Ukraina bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor biji-bijian Laut Hitam untuk operasi militer melawan Rusia.
"Federasi Rusia menganggap bahwa jaminan yang diterima saat ini tampaknya cukup, dan melanjutkan implementasi perjanjian," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan penting untuk melawan agresi gila Rusia yang mengganggu stabilitas perdagangan internasional.
"Setelah delapan bulan operasi khusus Rusia, Kremlin menuntut jaminan keamanan dari Ukraina," kata Zelensky dalam video pidato malamnya.
“Ini benar-benar pernyataan yang luar biasa. Ini menunjukkan betapa gagalnya agresi Rusia dan betapa kuatnya kita semua ketika kita mempertahankan persatuan kita.”
Kesepakatan biji-bijian, yang awalnya dicapai tiga bulan lalu, telah membantu meringankan krisis pangan global dengan mencabut blokade de facto Rusia di Ukraina, salah satu pemasok biji-bijian terbesar dunia.
Setelah Rusia mengumumkan penangguhan, harga gandum, kedelai, jagung, dan lobak turun tajam di pasar global. Hal inilah yang menyebabkan kekhawatiran terhadap krisis pangan yang memburuk dan kenaikan harga.
Andrey Sizov, kepala konsultan pertanian Sovecon yang berfokus pada Rusia, mengatakan keputusan Moskow merupakan perubahan haluan yang tidak terduga.
Meskipun begitu, kesepakatan itu tetap goyah mengingat ketidakpastian tentang apakah itu akan diperpanjang melewati tanggal 19 November 2022.
Seorang diplomat Eropa mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan menggunakan ini untuk mendapatkan pengaruh dan mendominasi KTT G20 pada 13-16 November di Indonesia.
Zelensky memuji Turki dan PBB karena memungkinkan kapal-kapal terus bergerak keluar dari pelabuhan Ukraina dengan kargo setelah Rusia menangguhkan partisipasi pada Sabtu lalu.
Sementara itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Zelensky berencana mengirimkan gandum ke negara-negara Afrika.
Sebelumnya, Putin juga mengusulkan untuk mengirimkan biji-bijian ke negara-negara yang sangat membutuhkan terlebih dahulu seperti Djibouti, Somalia, dan Sudan.
Kesepakatan biji-bijian pada 22 Juli lalu bertujuan mencegah kelaparan di negara-negara miskin dengan mengirimkan lebih banyak gandum, minyak bunga matahari, dan pupuk ke pasar dunia.
Rusia menangguhkan keterlibatannya karena tidak dapat menjamin keselamatan kapal-kapal sipil yang melintasi Laut Hitam setelah serangan terhadap armadanya.
Namun Ukraina dan negara-negara Barat menyebut itu sebagai dalih palsu untuk pemerasan dan menggunakan ancaman tersebut untuk pasokan makanan global.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional pada Rabu, 2 November 2022, mengatakan akan terus memantau dengan hati-hati perkembangan kesepakatan itu setelah Moskow melanjutkan partisipasinya.
Seorang juru bicara IMF mengatakan kesepakatan yang mengizinkan ekspor biji-bijian melalui koridor Laut Hitam telah berperan penting dalam mengurangi dampak perang Rusia di pasar pangan global dan harus dipertahankan.
Baca: Korban Tewas akibat Badai Nalgae di Filipina Menjadi 150 Orang
REUTERS | NESA AQILA