TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta jaminan pada Kyiv agar tidak menggunakan jalur Laut Hitam sebagai bagian dari aktvitas militernya, namun benar-benar untuk mengirimkan gandum dan biji-bijian ke Istanbul. Permintaan Putin itu disampaikan kepada Presidrn Turki Recep Tayyip Erdogan melalui telepon pada Selasa, 1 November 2022.
Dalam pembicaraan telepon itu, kedua kepala negara juga membahas hal yang bisa membuat Moskow nyaman untuk krmbali ke kesepakatan pengiriman gandum dan biji-bijian lewat Laut Hitam.
Baca: Putin Puji Arab Saudi Berani Tantang AS: Pangeran MbS Pantas Dihormati
Rusia pada akhir pekan lalu membekukan sementara partisipasinya dalam kesepakatan itu di antaranya karena buntut serangan drone ke panglalan Angkatan Laut Rusia di Sevastopol, yakni sebuah kota Pelabuhan di Krimea. Beberapa drone yang dikerahkan itu, dilepaskan Kyiv dari jalur Laut Hitam yang biasa digunakan untuk pengiriman gandum sehingga dijadikan zona aman.
“Penting untuk melakukan sebuah investigasi menyeluruh dari kejadian ini serta untuk mendapat jaminan yang sungguh-sungguh dari Kyiv kalau mereka tidak akan menggunakan koridor kemanusiaan untuk tujuan kemanusiaan,” kata Presiden Putin.
Menurut Putin, pihaknya hanya akan mempertimbangkan membuka kembali koridor ini jika permintaan Rusia dipenuhi. Putin juga menyoroti bahwa bagian dari kesepakatan pengiriman gandum lewat Laut Hitam adalah dicabutnya pembatasan ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia yang disebut Putin tak pernah dijalankan.
Jalur Laut Hitam sebelumnya digunakan untuk mengamankan suplai bahan makanan ke negara-negara yang amat membutuhkan. Akan tetapi, tujuan ini tak pernah tercapai dalam tiga bulan sejak kesepakatan dibuat. Moskow saat ini siap untuk mensuplai gandum dan biji-bijian serta pupuk ke negara-negara Afrika dalam volume yang besar menggunakan stok milik Rusia secara gratis.
Sebelumnya London menuduh militer Rusia telah menutup Laut Hitam yang biasa digunakan untuk mengirimkan gandum dan biji-bijian. Inggris berpandangan militer Rusia tidak dapat memberikan jaminan keamanan sehingga Ukraina mengerahkan militernya ke sana.
Sedangkan Moskow sebelumnya menyalahkan Ukraina dan Angkatan Laut Inggris atas serangan ke Sevastopol. London membantah tuduhan Rusia tersebut.
Sumber : RT.com
Baca juga: 2 WNI yang Selamat dari Halloween Itaewon Jalani Masa Pemulihan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini