TEMPO.CO, Jakarta - Yuan, seorang pegawai Foxconn, China, akhirnya nekat melarikan diri dari kompleks pegawai untuk mengindari lockdown. Ia telah bertahan selama berhari-hari di fasilitas luas perusahaan bersama 200.000 pekerja lainnya.
Baca: Lockdown Lagi, Bandingkan Penambahan Covid-19 di Cina dan Negara Lain
Yuan bergabung dengan pegawai lain yang kabur dari pabrik. Foxconn adalah perusahaan yang merupakan vendor Apple, untuk memproduksi telepon pintar iPhone di China.
Dia berjalan kaki menuju kampung halamannya di Hebi sepanjang malam. Setiap langkah membawanya lebih jauh dari Foxconn di Zhengzhou, grup terbesar di China daratan yang berbasis di Taiwan.
“Ada begitu banyak orang di jalan,” kata Yuan kepada Reuters pada Senin, 31 Oktober 2022. Dia menolak memberikan nama lengkap karena sensitivitas masalah tersebut.
Sejak pertengahan Oktober, Foxconn telah bergulat dengan wabah Covid-19 di fasilitasnya di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di Cina tengah. Pekerja dikunci untuk menghentikan penyebaran virus corona ke dunia luar. Foxconn telah berulang kali menahan diri untuk tidak mengungkapkan jumlah kasus.
“Pabrik ditutup pada 14 Oktober, dan kami harus melakukan tes PCR tanpa henti. Setelah sekitar 10 hari, kami harus memakai masker N95 dan diberi obat tradisional Tiongkok,” kata Yuan.
Setiap kali kasus positif atau yang dicurigai ditemukan di jalur produksi, akan ada siaran publik, tetapi pekerjaan terus berlanjut, katanya kepada Reuters. “Orang-orang akan dipanggil di tengah pekerjaan, dan jika mereka tidak muncul pada hari berikutnya, itu berarti mereka telah dibawa pergi,” kata Yuan.
Ia mendengar sekitar 20.000 pekerja telah dikarantina di tempat. Namun dia tidak dapat memastikan berapa banyak yang terinfeksi, karena manajemen tidak mempublikasikan soal itu.
China biasanya mengisolasi sejumlah besar orang yang dianggap dekat atau bahkan melakukan kontak orang yang terinfeksi. China tetap berperang melawan Covid dengan penguncian, pengujian massal, dan karantina, sementara banyak negara lain memilih untuk hidup dengan penyakit itu.
Untuk perusahaan besar seperti Foxconn, penguncian berarti menjaga ribuan pekerja di tempat disebut sistem “loop tertutup” untuk menjaga jalur produksi tetap berjalan. “Makanan untuk puluhan ribu hanya ditinggalkan di luar (gedung karantina di pabrik),” kata seorang pekerja bermarga Li, 21. Li, yang masih berada di pabrik, mengatakan bahwa dia berencana untuk berhenti.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Apple pemasok Foxconn mengatakan bahwa laporan bahwa 20.000 staf telah didiagnosis dengan Covid adalah tidak benar. Pada hari Minggu sore, perusahaan mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan email bahwa para pekerja diizinkan untuk pergi jika mereka mau.
Penguncian di Foxconn membuat para pegawai takut. Yuan yang telah tiba di kampung halamannya pada Minggu pagi, mengatakan tak mau lagi kembali bekerja di Foxconn. “Saya tidak akan pernah kembali ke Foxconn. Zhengzhou telah membuat hatiku dingin,” ujarnya
Akibat pembatasan tersebut, produksi iPhone oleh Apple diperkirakan turun 30 persen pada November.
Simak juga: Aturan Covid-19 Ketat, Warga Cina Diminta Bersabar
CNBC | REUTERS