TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kemungkinan besar tidak hadir secara tatap muka di konferensi tingkat tinggi atau KTT G20 Bali pertengahan November ini. Situasi kemanusiaan di Ukraina yang masih menegangkan akibat invasi Rusia menjadi salah satu alasannya.
Baca juga: Zelensky Minta G20 Bertindak setelah Rusia Tangguhkan Kesepakatan Laut Hitam
"Kami sebelumnya telah mendaftarkan Presiden (Zelensky) untuk pidato online, jika dia tidak dapat hadir secara langsung," kata Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin kepada Tempo, Selasa, 1 November 2022.
KTT G20 dengan format tatap muka akan diadakan di Bali, pada 15 dan 16 November 2022. Fokus presidensi Indonesia tahun ini adalah pemulihan ekonomi global paska-pandemi, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.
Namun, pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Rusia Ukraina. Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.
Presiden Zelensky sebelumnya sudah menyatakan keinginannya untuk secara langsung hadir ke KTT G20 di Bali, tetapi dengan pertimbangan kebutuhan rakyat Ukraina dan situasi di medan perang. Saat ini agresi Rusia ke Ukraina masih berlangsung. Ukraina telah merebut kembali sebagian besar wilayah dari Rusia dalam beberapa pekan terakhir. Sementara Rusia telah meningkatkan serangan rudal pada infrastruktur utama dan sasaran sipil.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyebut keputusan Zelensky untuk menghadiri rapat tingkat tinggi itu masih belum final.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi belum lama ini memberikan perhatian bahwa Zelensky, setelah perang Rusia Ukraina meletus, belum secara tatap muka menghadiri forum internasional. Namun secara keseluruhan, dia mengatakan semua negara anggota G20 dan undangan lain memberikan reaksi positif untuk KTT.
Baru-baru ini, Zelensky menyerukan komunitas internasional, khususnya G20, segera bertindak menanggapi sikap Rusia yang meninggalkan kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam. Keputusan Rusia itu diprediksi dapat memicu kelaparan di seluruh penjuru dunia, khususnya bagi negara-negara berkembang.
"Bagaimana Rusia bisa termasuk dalam G20 jika sengaja bekerja untuk kelaparan di beberapa benua? Ini tidak masuk akal. Rusia tidak memiliki tempat di G20," kata Zelensky dalam pidato kenegaraan rutin, Sabtu malam, 29 Oktober 2022.
Indonesia sebagai ketua G20 tahun ini tidak bisa mengeluarkan Rusia karena alasan preseden keanggotaan. Semua keputusan di forum ekonomi itu juga diputuskan dengan konsensus.
"Yang kita ingin amankan adalah G20 karena sudah banyak sekali forum multilateral yang pada akhirnya tidak memberi hasil karena tersandera isu geopolitik. Nah keinginan Indonesia mari bekerja bersama untuk membuat G20 menghasilkan sesuatu karena hasil G20 sangat ditunggu dunia," kata Retno saat wawancara dengan Tempo, Jumat, 21 Oktober 2022.
Baca juga: Soal KTT G20 di Indonesia, Putin: Saya Mungkin Akan Hadir
DANIEL AHMAD