TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Rishi Sunak masih optimistis dapat memperbaiki krisis ekonomi di Inggris, walau tidak dapat mengabaikan banyaknya tantangan yang akan dihadapinya. Dia tidak mau tergesa-gesa dan akan membuat keputusan yang sulit untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Menteri keuangan telah mengatakan, tentu saja, keputusan sulit harus dibuat dan saya akan duduk dan bekerja melalui (tantangan ekonomi) bersamanya. Kita perlu melakukan hal-hal ini, sehingga kita bisa mendapatkan pinjaman dan utang kita kembali pada jalur yang berkelanjutan," kata Sunak Jumat, 28 Oktober 2022, seperti dikutip Reuters.
Sunak pada Rabu, 26 Oktober 2022, menunda pengumuman rencana untuk memperbaiki keuangan publik negara itu hingga 17 November 2022 atau dua setengah pekan lebih lambat dari yang direncanakan semula.
Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengumumkan langkah itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. Hunt mengatakan penundaan tersebut merupakan langkah bijaksana, untuk memastikannya memperhitungkan prakiraan ekonomi terbaru.
“Perdana Menteri dan saya telah memutuskan bahwa adalah bijaksana untuk membuat pernyataan itu pada 17 November,” kata Hunt.
Rencana tersebut diharapkan dapat menetapkan bagaimana pemerintah akan menutup kekurangan anggaran sebanyak £40 miliar atau sekitar Rp 720,3 triliun.
Kredibilitas Inggris di pasar keuangan terguncang bulan lalu ketika mantan perdana menteri Liz Truss mengumumkan serangkaian pemotongan pajak. Hal itu memicu kekalahan pasar obligasi yang begitu parah sehingga Bank of England harus campur tangan. Truss terpaksa berbalik arah dan akhirnya mengundurkan diri.
“Prioritas nomor satu kami adalah stabilitas ekonomi dan memulihkan kepercayaan bahwa Inggris adalah negara yang membayar dengan caranya, dan untuk alasan itu rencana fiskal jangka menengah sangat penting,” kata Hunt.
Sebelumnya, Sunak mengumpulkan kabinetnya untuk pertama kali, sehari setelah ia resmi menjadi PM Inggris menggantikan Liz Truss. Ia berjanji memperbaiki kesalahan pendahulunya dan menstabilkan ekonomi.
Penundaan rencana anggaran akan memperumit pekerjaan Bank of England pekan depan ketika akan mempublikasikan perkiraan ekonomi tanpa mengetahui rincian rencana fiskal pemerintah, serta mengambil keputusan kebijakan moneter terbaru.
Bank of England diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi—mungkin menjadi 3,0 persen dari 2,25 persen saat ini—pada 3 November 2022. (*)
REUTERS