TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan jurnalis Rusia, Svetlana Babayeva, dilaporkan tewas dalam kecelakaan penembakan di sebuah tempat pelatihan militer di Krimea yang diduduki Rusia pada Jumat, 28 Oktober 2022.
Baca: Tentara Ukraina Kuasai Jalan Utama di Wilayah Timur, Rusia Terdesak
Babayeva bekerja di grup media terkemuka yang didukung Kremlin, Rossiya Segodnya. Ia menjabat sebagai kepala biro di kota Simferopol, kota terbesar kedua di semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014.
RIA Novosti, kantor berita Rusia dan anak perusahaan Rossiya Segodnya, melaporkan Babayeva terbunuh oleh peluru nyasar selama latihan menembak di tempat latihan militer tersebut.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang terbunuhnya jurnalis tersebut. Tokoh-tokoh pro-Kremlin memberi penghormatan kepada Babayeva di unggahan media sosial.
Sergei Aksyonov, gubernur Krimea Rusia, menyebut kematiannya sebagai kehilangan yang tidak dapat dibatalkan.
“Svetlana melakukan banyak hal untuk menyampaikan kepada publik kebenaran tentang apa yang terjadi di wilayah Kherson,” kata Vladimir Saldo, kepala wilayah Kherson selatan Ukraina yang didukung Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menulis di halaman Telegram-nya: “Saya sangat mencintaimu, Sveta.”
Ukraina telah memberikan sanksi kepada grup media Rossiya Segodnya dengan menyebut CEO-nya, Dmitry Kiselyov, sebagai figur sentral propaganda pemerintah yang mendukung pengerahan pasukan Rusia di Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh RIA Novosti, Kiselyov mengatakan Babayeva adalah orang yang hangat, yang sangat mendukung Rusia, dan ingin mendukung pahlawan Rusia di medan perang.
Babayeva sebelumnya adalah kepala biro RIA Novosti di Inggris dan Amerika Serikat, serta pemimpin redaksi situs web gazeta.ru. Gazeta.ru memberikan penghormatan kepada mantan pemimpin redaksi mereka yang mereka sebut sebagai profesional dengan standar tertinggi.
Rusia melanjutkan tindakan kerasnya terhadap jurnalis independen pada hari Jumat dengan menyatakan Natalya Sindeyeva, kepala saluran televisi Dozhd, sebagai agen asing bersama dengan jurnalis lain, yaitu Vladimir Romensky dan Ekaterina Kotrikadze. Nama mereka muncul di daftar agen asing terbaru Kementerian Kehakiman Rusia karena kegiatan politik mereka.
Diluncurkan pada 2008, Dozhd meliput gerakan oposisi dan protes Rusia. Pada tahun lalu, saluran itu juga diberi label agen asing.
Semua media independen utama di Rusia, termasuk stasiun radio Echo of Moscow dan Dozhd, telah ditutup atau dihentikan operasinya di negara tersebut.
Dozhd mengakhiri operasinya di Rusia dan menangguhkan siaran dari Rusia dengan pertunjukan emosional pada 3 Maret lalu, kurang dari dua minggu setelah Moskow menginvasi Ukraina. Saluran itu melanjutkan siaran pada 18 Juli lalu dari studio di negara tetangga Latvia.
Sejak dimulainya perang di Ukraina, Rusia telah memberlakukan undang-undang yang memberikan hukuman penjara hingga 15 tahun karena menyebarkan informasi tentang militer yang dianggap palsu oleh pihak berwenang, seperti menyebut invasi ke Ukraina sebagai perang, sementara Kremlin memerintahkan menyebutnya sebagai operasi militer khusus.
Baca: AS-Arab Saudi Panas, Presiden China Xi Jinping Akan Bertemu Raja Salman
AL JAZEERA