TEMPO.CO, Jakarta - Lebanon dan Israel mencapai kesepakatan demarkasi maritim (batas pemisah wilayah laut) yang dimediasi Amerika Serikat pada Kamis, 27 Oktober 2022. Dengan kesepakatan ini, maka eksplorasi energi lepas pantai yang menguntungkan bagi kedua negara tersebut yang saling bertetangga, bisa dibuka.
Para pemimpin dari ketiga negara itu memuji kesepakatan yang dicapai ini dan menganggapnya sebagai hal yang bersejarah, meskipun terobosan diplomatik tetap tipis.
Penandatanganan kesepakatan dilakukan secara terpisah, di mana Presiden Lebanon Michel Aoun menandatangani surat persetujuan kesepakatan di istananya di Baabda. Sedangkan Perdana Menteri Israel Yair Lapid menandatanganinya di Kota Yerusalem
"Kami telah mendengar tentang Kesepakatan Abraham. Hari ini ada era baru. Bisa jadi kesepakatan Amos Hochstein," kata Elias Bou Saab, Utusan Lebanon dan Wakil Ketua Parlemen Lebanon.
Sedangkan Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan kesepakatan itu adalah pencapaian luar biasa yang telah menghasilkan pengakuan de facto Lebanon atas Israel.
"Tidak setiap hari negara musuh mengakui Israel dalam perjanjian tertulis dan dalam pandangan masyarakat internasional," kata Lapid kepada Kabinetnya dalam pidato siaran.
Dalam wawancara pra-rekaman yang disiarkan pada Kamis, 27 Oktober 2022, Presiden Aoun mengatakan kesepakatan wilayah perbatasan laut ini diharapkan bisa mencegah terjadinya perang dengan Israel. Sedangkan status penuh untuk perbatasan di wilayah selatan akan diselesaikan melalui perundingan.
Meskipun begitu, Presiden Aoun bersikeraskesepakatan itu bukan kesepakatan damai dengan Israel, melainkan hanya secara teknis dan tidak akan memiliki dampak politik yang bertentangan dengan kebijakan luar negeri Lebanon.
Lebanon tidak mengakui kedaulatan Israel dan masih menganggap Israel berperang dengan tetangganya, dengan undang-undang yang melarang kontak dengan pejabat Israel.
Baca juga: Wabah Kolera Melanda Kamp Pengungsi Suriah di Lebanon
Dialog untuk pencapaian kesepakatan demarkasi maritim ini dilakukan saat delegasi masing-masing negara menuju ke pangkalan perdamaian PBB di Naqoura, yang terletak di sepanjang perbatasan darat Israel dan Lebanon yang diperebutkan.
Di sana, para delegasi memasuki tenda yang sama, masing-masing berdiri di sisi meja, dan menyerahkan salinan kesepakatan yang telah mereka tandatangani kepada pejabat Amerika Serikat dan koordinat baru mereka untuk perbatasan laut ke PBB.
“Saya berharap ini akan berfungsi sebagai langkah membangun kepercayaan yang mempromosikan lebih banyak keamanan dan stabilitas di kawasan serta membawa manfaat ekonomi bagi kedua negara,” kata Koordinator khusus PBB untuk Lebanon Joanna Wronecka.
Kesepakatan itu datang beberapa hari sebelum tonggak politik utama bagi Israel dan Lebanon. Masa jabatan Presiden Aoun akan berakhir pada 31 Oktober 2022 dan sumber-sumber politik mengatakan dia ingin menyegel kesepakatan itu sebagai pencapaian puncak dari enam tahun masa jabatannya. Di samping itu, Israel juga akan mengadakan pemilihan pada 1 November 2022 mendatang.
Hochstein mengatakan kesepakatan itu harus dipatuhi bahkan jika pejabat di kedua sisi berubah pikir.
"Jika salah satu pihak melanggar kesepakatan, kedua belah pihak kalah," katanya.
Kesepakatan itu menghilangkan satu sumber potensi konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran dan dapat membantu meringankan krisis ekonomi Lebanon. Penemuan energi lepas pantai, meskipun tidak berdampak besar, akan cukup membantu Lebanon dalam menyelesaikan masalah ekonominya.
Daerah lepas pantai di Mediterania timur dan Levant telah menghasilkan penemuan gas besar dalam satu dekade terakhir. Temuan ini memunculkan minat sejak invasi Rusia Februari ke Ukraina hingga berdampak pada terganggunya aliran pipa gas.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 27 Oktober 2022, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, energi di kawasan itu tidak boleh menjadi penyebab konflik, tetapi menjadi alat kerja sama, stabilitas, keamanan, dan kemakmuran.
REUTERS | NESA AQILA
Baca juga: Kuasa Hukum: Arif Rachman Arifin Hanya Berada di Tempat dan Waktu yang Salah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.