TEMPO.CO, Jakarta - China membantah tuduhan menjalankan kantor polisi luar negeri ilegal. Hal ini menyusul penyelidikan Belanda yang menduga Beijing membuka dua kantor kepolisian ilegal di negaranya.
Baca juga: Australia Tangkap Eks Pilot MIliter AS yang Bekerja untuk China
Ketika ditanya tentang laporan bahwa China memiliki dua kantor polisi semacam itu di Belanda, juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan, “Tuduhan itu tidak benar. Mereka sebenarnya adalah pusat layanan China di luar negeri, ”katanya dalam konferensi pers reguler pada Rabu.
Wang Wenbin menambahkan kantor itu untuk membantu warga China yang tidak dapat kembali ke rumah karena COVID-19. “Pejabat keamanan publik China dengan ketat mengamati hukum internasional dan sepenuhnya menghormati kedaulatan peradilan negara lain,” ujar Wang.
Tidak jelas mengapa layanan warga rutin tidak dapat disediakan oleh konsulat atau kedutaan yang ada, yang biasanya melakukan tugas tersebut.
Nammun menurut kelompok hak asasi manusia, kantor itu digunakan untuk melacak tersangka kriminal, dengan dalih membantu warga negara dengan masalah seperti memperbarui SIM.
Pemerintah Belanda telah memulai penyelidikan terhadap fasilitas tersebut, Financial Times melaporkan, mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Belanda Maxime Hovenkamp.
“Pemerintah China tidak pernah memberi tahu kami tentang pusat-pusat itu melalui saluran diplomatik sehingga menjadikannya ilegal,” katanya.
Kelompok hak asasi manusia Safeguard Defenders mengatakan dalam laporan September bahwa mereka menemukan China telah membuka 54 kantor polisi ilegal di 30 negara, termasuk AS, Inggris, Brasil, dan Nigeria.
Sebagian besar pekerjaan mereka memang membantu warga negara China, katanya. Namun, sebuah kantor di Madrid "telah secara aktif bekerja dengan polisi China untuk terlibat dalam operasi kepolisian rahasia dan ilegal" di Spanyol.
Kelompok hak asasi mengutip sebuah episode yang melibatkan seorang tersangka di Madrid yang dicari di China dalam kasus pencemaran lingkungan. Pria itu didekati, di Spanyol dan 'dididik' melalui staf stasiun layanan luar negeri Madrid," kata Safeguard Defenders.
Para pejabat di China kemudian mengadakan telekonferensi dengan tersangka, kata kelompok itu, mengutip klip-klip pertemuan itu. Insiden serupa terjadi dengan seseorang di Serbia yang dicurigai melakukan pencurian, kata kelompok itu.
Baca juga: Belanda Selidiki Keberadaan Kantor Pemerintah China Ilegal
AL ARABIYA