TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menggunakan kekuatan politiknya untuk memastikan kalau Amerika Serikat akan tetap sepenuhnya berkomitmen membantu Ukraina dalam memerangi Rusia. Kabar ini diperoleh dari orang dekat Johnson, yang dipublikasi Financial Times pada Senin, 24 Oktober 2022.
Kabar ini mencuat setelah politikus Partai Republik memberikan sinyalemen kalau bantuan ke Ukraina bisa saja dibatasi jika Partai Republik memenangkan pemilu sela pada November 2022. Johson sudah lama diketahui mendukung Kyiv.
Baca juga: Rishi Sunak seperti Tak Terbendung Jadi PM Inggris
Asap mengepul setelah serangan pesawat tak berawak Rusia, yang oleh otoritas setempat dianggap sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV) Shahed-136 buatan Iran, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Senin, 17 Oktober 2022. REUTERS/Gleb Garanich
Sumber menyebut Johnson saat ini ingin menghabiskan lebih banyak waktu di Washington DC agar bisa melobi supaya kalangan bipartisan Amerika Serikat tetap mendukung Ukraina. Rencana pengucuran bantuan telah menjadi sangat mendesak setelah pada akhir pekan lalu Ketua kelompok minoritas di DPR Amerika Kevin McCarthy, mengklaim politikus Partai Republik bakal berusaha menurunkan dukungan Washington ke Ukraina jika mereka memenangkan pemilu sela pada 8 November mendatang.
Ucapan McCarthy tersebut mengejutkan otoritas Ukraina, termasuk David Arakhamia, Kepala tim negosiasi Ukraina. Setelah mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Inggris, Johnson belum diberi jabatan penting di Pemerintahan Inggris.
Sebelumnya pada Senin, 24 Oktober 2022, Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak menulis di Twitter kalau dia berharap Johnson mau melanjutkan dukungan berkontribusi ke masyarakat di dalam negeri dan di luar negeri.
Sejumlah pejabat Inggris mengaku mereka telah mendiskusikan apakah Johnson bisa bertindak sebagai utusan Inggris, khususnya terkait tugas-tugas untuk membantu upaya pemulihan Ukraina. Akan tetapi, gagasan seperti itu nampaknya masih belum mencapai tahap musyawarah yang formal.
Sejak Rusia melancarkan kampanye militer ke Ukraina pada akhir Februari 2022 lalu, Amerika Serikat telah menjadi pendukung Ukraina terbesar. Negeri Abang Sam itu memberikan Kyiv senjata dalam jumlah besar, mengucurkan pendanaan dan intelejen. Pada pertengahan Oktober 2022, Kementerian Luar Negeri Amerika mengungkap Washington telah menginvestasikan sekitar USD 17,6 miliar (Rp273 triliun) untuk membantu sektor keamanan Ukriana
Sumber: RT.com
Baca juga: Rusia Tak Berharap Hubungan Bilateral Membaik di Bawah Pemerintahan Rishi Sunak
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.