TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan memperbesar cadangan energi untuk meningkatkan ketahanan mereka jika terjadi krisis berkaitan dengan naiknya tekanan militer dari China yang mencoba memaksa Taipei menerima pemerintahan Tiongkok.
Latihan blokade China di sekitar Taiwan pada Agustus 2022 setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei telah meningkatkan kekhawatiran pulau itu tentang prospek serangan oleh tetangganya yang besar. China sendiri kembali menyatakan bahwa mereka belum mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Taiwan yang demokratis.
Tseng Wen-Sheng, salah satu Wakil Menteri Ekonomi Taiwan, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa pemerintah meningkatkan inventaris gas alam dan batubara, bagian dari dorongan Presiden Tsai Ing-wen untuk memperkuat "ketahanan" pulau itu dalam keadaan darurat di tengah-tengah ancaman global yang tumbuh akibat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
"Ketika itu memang terjadi, kita harus dapat melakukan tekanan pada tingkat tertentu," kata Tseng, menjawab pertanyaan tentang prospek blokade China atau serangan terhadap Taiwan yang 98% energinya dari impor.
Dengan membangun fasilitas penyimpanan baru di seluruh Taiwan, katanya, kementerian berencana untuk meningkatkan cadangan gas alam menjadi lebih dari 20 hari pada tahun 2030, naik dari tingkat 11 hari saat ini.
Tseng mengatakan persediaan batu bara akan meningkat lebih dari 100 hari. Dia menolak untuk memberikan detail informasi seperti itu ke publik karena "tidak baik untuk Taiwan."
Cina mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap pulau itu selama dua tahun terakhir. Taipei sangat menolak klaim kedaulatan Beijing dan bersumpah untuk membela kebebasan dan demokrasi.
Pihak berwenang Taiwan telah melihat invasi Rusia ke Ukraina dan perlawanan negara itu jika China pernah melakukan ancaman yang baik untuk menyerang pulau itu, termasuk mempelajari taktik perang dan menggunakan satelit untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Reuters