TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita yang ditangkap di Korea Selatan atas kematian dua anak yang menjadi kasus mayat dalam koper di Selandia Baru, dilaporkan pernah dirawat di sebuah rumah sakit jiwa (RSJ). Hal ini diungkapkan program I Want to Know, sebuah acara investigasi kejahatan oleh televisi Korea SBS.
Dia mengatakan kepada wartawan pada saat itu bahwa dia tidak membunuh anak-anak itu. Wanita itu, 42 tahun, adalah warga Selandia Baru keturunan Korea Selatan dan merupakan ibu dari anak-anak tersebut, kata program tersebut.
Baca juga: Kasus Mayat dalam Koper: Ibu Korban Ditangkap di Korea Selatan
Wanita itu juga mengaku telah dibuntuti dan diserang secara seksual. Wanita, yang ditangkap di Ulsan, Korea Selatan, pada September lalu, saat ini ditahan di Seoul menunggu sidang ekstradisi yang telah diajukan oleh polisi Selandia Baru.
Dia tinggal di distrik Gangnam, Seoul sejak 2018, tahun dia meninggalkan Selandia Baru untuk kembali ke Korea Selatan. Wanita kelahiran Korea itu melarikan diri dari Selandia Baru setelah diduga membunuh 2 anaknya yang ditemukan di dalam koper
Program itu mengklaim bahwa pada Desember 2021, wanita itu pergi ke rumah sakit dengan luka tusuk dan mengaku diperkosa dan dicekik oleh seorang pria misterius. Namun, polisi tidak menemukan bukti adanya penyerang dan percaya bahwa luka-luka itu berasal dari melukai diri sendiri.
Wanita itu kemudian ditempatkan di rumah sakit jiwa, kata acara itu. Rincian apa pun yang akan mengidentifikasi anak-anak telah disembunyikan di Selandia Baru dan rincian ibu wanita itu, yang tinggal di Selandia Baru, juga tidak boleh dipublikasi.