TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Rusia pada Kamis, 20 Oktober 2022, memerintahkan penangkapan jurnalis televisi Marina Ovsyannikova. Perintah itu keluar enam bulan setelah pada Maret lalu ia didakwa menyebarkan informasi palsu tentang keterlibatan Rusia dalam perang di Ukraina.
Baca: Putin Nyatakan 4 Wilayah Caplokan Darurat Milirer, Ini Dampaknya
Pengacaranya mengatakan Ovsyannikova sudah melarikan diri dari Rusia setelah menolak menjadi tahanan rumah.
“Mengenai Ovsyannikova, pengadilan memerintahkan dia ditahan selama satu bulan dan 29 hari, yang dikenakan sejak dia diekstradisi ke Federasi Rusia atau dari saat penangkapannya di Federasi Rusia,” demikian perintah pengadilan seperti dikutip Interfax.
Pada awal bulan ini, pengadilan telah menolak permintaan dari penyelidik untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan Ovsyannikova.
Marina Ovsyannikova adalah seorang jurnalis, editor, pemengaruh media sosial, produser televisi, dan pengusaha yang punya usaha di Odesa, Ukraina. Ia juga editor di Channel One, saluran televisi pertama yang mengudara di Rusia pada 1995 setelah runtuhnya Uni Soviet.
Ia sebelumnya menjadi sasaran tahanan rumah atas tuduhan menyebarkan informasi palsu tentang angkatan bersenjata Rusia setelah melakukan protes di studio televisi. Pasukan keamanan menggerebek rumahnya pada Agustus lalu.
Ovsyannikova menghadapi hukuman 10 tahun penjara berdasarkan peraturan tentang penyebaran informasi palsu yang disetujui parlemen setelah dimulainya invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Dalam sebuah unggahan daring, ia mengatakan kabur dari Rusia karena merasa tidak bersalah.
Pada Maret lalu, perempuan 44 tahun kelahiran Ukraina itu menerobos ke studio televisi Rusia, First Channel, selama siaran langsung sambil memegang poster bertulisan “Tidak ada perang. Hentikan perang” dan “Jangan percaya propaganda”.
Ia kemudian ditangkap dan didakwa meremehkan militer Rusia serta didenda 30 ribu rubel (US$ 270). Kremlin mengecam aksi protesnya sebagai hooliganisme.
Senin lalu, pengacaranya, Dmitry Zakhvatov, mengatakan saat ini Ovsyannikova berada di bawah perlindungan negara Eropa. Namun ia menolak menyebutkan nama negara itu karena hal itu mungkin bisa menjadi masalah bagi kliennya.
Baca: AS: Instruktur Militer Iran Bantu Rusia dalam Serangan Drone ke Ukraina
REUTERS