TEMPO.CO, Jakarta - Bantuan ke Ukraina akan menjadi salah satu agenda pembahasan di konferensi tingkat tinggi atau KTT Uni Eropa di Brussel pada Kamis, 20 Oktober 2022. Para pemimpin dari 27 negara anggota Uni Eropa akan membahas paket dukungan ke Ukraina termasuk menyediakan peralatan energi, membantu memulihkan pasokan listrik, dan pembiayaan jangka panjang untuk akhirnya membangun kembali negara itu setelah invasi Rusia.
Baca: Israel Bantu Alat Peringatan Serangan Drone Kamikaze untuk Ukraina
"Dewan (Persatuan) Eropa mengutuk sekeras mungkin serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia baru-baru ini yang menargetkan warga sipil dan objek sipil serta infrastruktur di Kyiv dan di seluruh Ukraina," kata pernyataan bersama para pemimpin negara anggota Uni Eropa, dilansir Reuters.
Rusia berulang kali menargetkan warga sipil. Adapun serangan ke Ukraina meningkat dalam beberapa hari ini, termasuk ke beberapa fasilitas energi yang ada di sejumlah kota.
Beberapa negara Uni Eropa ingin segera membentuk pengadilan khusus untuk menyeret pihak yang bertanggung jawab dalam dugaan kejahatan perang di Ukraina. Sementara yang lain bersua untuk memastikan dukungan internasional yang maksimal.
Di KTT Brussel, Uni Eropa akan menyoroti Belarus yang berpotensi bergabung dengan perang Rusia. Namun sejauh ini belum ada rencana sanksi lebih lanjut terhadap Moskow.
Sementara, Blok itu sudah bergerak untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas penggunaan drone kamikaze dalam serangan Rusia di Ukraina.
Suara Masih Terpecah soal Gas
Uni Eropa diharapkan bisa satu suara mendukung batas harga alternatif untuk gas alam cair dan pembelian gas bersama. Kesepakatan itu harus dicapai setelah sebelumnya blok itu setuju untuk memotong konsumsi dan memperkenalkan pungutan atas keuntungan di sektor energi.
Namun, suara mereka tetap terpecah seperti bulan lalu mengenai mekanisme batas harga gas untuk membendung inflasi yang tinggi dan mencegah resesi, khususnya setelah Rusia memotong aliran gas menyusul invasi ke Ukraina.
Sebanyak 15 negara termasuk Prancis dan Polandia mendorong beberapa bentuk pembatasan, mereka menghadapi tantangan keras dari Jerman dan Belanda, yang masing-masing pembeli gas, ekonomi terbesar Eropa, dan pusat perdagangan gas utama Eropa.
"Kesepakatan sangat tidak mungkin. Pendapat tampaknya sangat berjauhan," kata seorang diplomat senior Uni Eropa menjelang pertemuan, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Zelensky Pecat Dubes Ukraina yang Perintahkan Bunuh Orang Rusia
REUTERS