TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat sedang mempertimbangkan rencana untuk memproduksi senjata bersama Taiwan. Produksi senjata itu bertujuan meningkatkan kapasitas produksi senjata yang dirancang Amerika, mempercepat transfernya, dan memperkuat pencegahan terhadap ancaman Cina.
Baca: Taiwan Tolak Gagasan 'Satu Negara Dua Sistem' seperti di Hong Kong
Presiden Joe Biden telah menyetujui penjualan senjata ke Taiwan senilai lebih dari US$ 20 miliar, yang telah berlangsung sejak 2017. Hal itu dilakukan karena Cina telah meningkatkan tekanan militer di pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya itu.
Namun Taiwan dan Kongres Amerika telah memperingatkan penundaan pengiriman karena kesulitan rantai pasokan dan simpanan yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk beberapa sistem persenjataan akibat perang Ukraina.
"Itu tepat di awal proses," kata Rupert Hammond-Chambers, presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan yang beranggotakan banyak kontraktor pertahanan Amerika, mengenai rencana tersebut.
Baca Juga:
Hammond-Chambers mengatakan belum ditentukan senjata apa yang akan diproduksi secara bersama oleh kedua negara. Namun kemungkinan akan berfokus untuk menyediakan lebih banyak amunisi dan teknologi rudal yang sudah lama ada kepada Taiwan.
Kemungkinan lain adalah Amerika Serikat yang menyediakan teknologi untuk memproduksi senjata di Taiwan, atau memproduksi senjata di Amerika Serikat menggunakan suku cadang Taiwan.
Ia memperingatkan kerja sama itu akan membutuhkan pembuat senjata mendapatkan lisensi produksi bersama dari Departemen Luar Negeri dan Pertahanan. Hammond-Chambers menambahkan mungkin ada penolakan di dalam pemerintah Amerika untuk mengeluarkan lisensi produksi bersama teknologi penting untuk platform asing.
“Ini adalah bagian dari teka-teki, bukan pengubah permainan," kata Hammond-Chambers kepada Reuters, mengutip tiga sumber yang tidak disebutkan namanya.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak berkomentar, tetapi menegaskan kembali bahwa hubungan Taiwan-Amerika dekat dan bersahabat.
Ditanya mengenai rencana itu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Amerika Serikat sedang mencari semua opsi untuk memastikan transfer cepat kemampuan pertahanan ke Taiwan.
“Penyediaan cepat persenjataan pertahanan Taiwan dan dukungan Amerika Serikat melalui Penjualan Militer Asing dan Penjualan Komersial Langsung sangat penting untuk keamanan Taiwan. Kami akan terus bekerja dengan industri untuk mendukung tujuan itu," kata juru bicara itu.
Rencana itu mencuat setelah Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken berbicara dalam sebuah forum di Universitas Stanford pada Senin lalu bahwa Beijing bertekad mengejar reunifikasi dengan Taiwan pada waktu yang jauh lebih cepat, meskipun Cina tidak menentukan tanggalnya.
Pada Ahad lalu, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan negaranya tidak akan pernah melepaskan hak untuk menggunakan kekuatan atas Taiwan, tetapi akan berusaha mencari resolusi damai.
Kantor kepresidenan Taiwan menyatakan negara itu tidak akan mundur dari kedaulatannya. Taiwan tidak akan berkompromi dengan kebebasan dan demokrasi, tetapi pertemuan di medan perang juga bukan pilihan.
Para pejabat Amerika telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi "landak" yang sulit diserang oleh Cina. Para pejabat Amerika telah mengkritik Beijing karena menggunakan kunjungan Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu sebagai dalih untuk mengubah status quo di Selat Taiwan dengan meningkatkan latihan militer di dekatnya.
Baca: Presiden Taiwan: Perang dengan China Bukan Pilihan
REUTERS | CNA