Hindari Dirajam Taliban, Perempuan Afghanistan Ini Pilih Gantung Diri

Reporter

Seorang wanita Afghanistan menggunakan burqa saat berjalan di sebuah jalan di Kabul, Afghanistan, 9 Mei 2022. Taliban mewajibkan perempuan Afganistan untuk menutupi wajah mereka dengan burqa biru tua.  REUTERS/Ali Khara
Seorang wanita Afghanistan menggunakan burqa saat berjalan di sebuah jalan di Kabul, Afghanistan, 9 Mei 2022. Taliban mewajibkan perempuan Afganistan untuk menutupi wajah mereka dengan burqa biru tua. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan Afghanistan dilaporkan gantung diri untuk menghindari dirajam sampai mati di depan umum oleh pasukan Taliban. Seperti dilansir Daily Mail Selasa 18 Oktober 2022, hal ini terjadi setelah dia dituduh melarikan diri dengan seorang pria yang sudah menikah.

Salima, 24 tahun, ditangkap dengan pria yang sudah menikah oleh Taliban setelah melarikan diri dari rumahnya di Provinsi Ghor, Afghanistan tengah, pada 10 Oktober. Salima, yang juga menikah, dijatuhi hukuman mati karena perzinahan dan akan dirajam pada Jumat pekan lalu.

Baca juga: DK PBB Desak Taliban Hentikan Kebijakan Pembatasan Perempuan Afghanistan

Sementara kekasihnya, yang diidentifikasi sebagai Sirajuddin, ditembak mati oleh Taliban.

Namun, Salima ditemukan tewas setelah gantung diri pada Kamis, sehari sebelum dia dirajam sampai mati di depan umum, lapor Rukhshana Media. Dia dimakamkan keesokan harinya.

Pasangan itu ditangkap oleh pasukan Taliban yang sedang menjalankan pemeriksaan, karena di bawah aturan represif pemerintah, wanita yang bepergian lebih dari 45 mil sendirian harus ditemani kerabat pria.

Taliban mengklaim bahwa Salima dan Sirajuddin menikah, tetapi tidak satu sama lain dan mereka telah melarikan diri dari rumah mereka, lapor Khaama Press News Agency. Taliban kemudian menangkap pasangan itu sebelum mereka menembak mati Sirajuddin, setelah dia diduga mencoba melarikan diri dari tahanan mereka.

Abolfida Ghor Badri, juru bicara Taliban untuk kepala polisi Ghor, membenarkan bahwa Sirajuddin dibunuh oleh pasukan keamanan. "Pasukan keamanan berusaha mencegah Sirajuddin melarikan diri di malam hari," klaim Badri. "Tapi dia tertembak karena hari sudah gelap."

Pada 2015, sebuah video seorang wanita muda yang sudah menikah dirajam sampai mati di daerah yang dikuasai Taliban di Afghanistan. Ini terjadi setelah dia kawin lari dengan seorang pria menjadi viral.

Sebuah video menunjukkan wanita itu, yang hanya dikenal sebagai Rokhsahana dan diyakini berusia antara 19 dan 21 tahun, terbaring di sebuah lubang di tanah ketika sekelompok sekitar 15 pria melemparkan batu ke arahnya.

Keluarga Rokhsahana telah menikahkannya di luar kehendaknya sebelum dia tertangkap saat kawin lari dengan pria lain seusianya.

Sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban telah memberlakukan aturan represif - terutama terhadap perempuan dan anak perempuan. Pada Mei, para penguasa Taliban memerintahkan semua wanita Afghanistan untuk mengenakan pakaian dari ujung kepala hingga ujung kaki di depan umum.

Keputusan tersebut mengatakan bahwa perempuan harus meninggalkan rumah hanya jika diperlukan, dan bahwa kerabat laki-laki akan menghadapi hukuman - dimulai dengan panggilan dan meningkat ke sidang pengadilan dan waktu penjara - untuk pelanggaran kode berpakaian perempuan.

Dekrit tersebut, yang menyerukan agar perempuan Afghanistan hanya menunjukkan mata mereka dan merekomendasikan mereka mengenakan burqa dari ujung kepala hingga ujung kaki, menimbulkan pembatasan serupa pada perempuan selama pemerintahan Taliban di Afghanistan antara 1996 dan 2001.

Baca juga: Lawan Taliban, Sekolah Menengah Siswa Perempuan di Afghanistan Timur Kembali Dibuka

DAILY MAIL








PBB: Taliban Tangkap Penganjur Pendidikan Anak Perempuan di Afghanistan

1 hari lalu

Siswa sekolah dasar perempuan meninggalkan sekolah setelah kelas di Kabul, Afghanistan, 25 Oktober 2021. REUTERS/Zohra Bensemra
PBB: Taliban Tangkap Penganjur Pendidikan Anak Perempuan di Afghanistan

Matiullah Wesa selama bertahun-tahun mengadvokasi pendidikan anak perempuan, sementara Taliban melarang perempuan bersekolah.


Ramadan di Afghanistan: Jangankan Berbagi, untuk Kebutuhan Keluarga Sendiri Saja Sulit

3 hari lalu

Suasana pasar di Kabul saat Ramadan, 21 Mei, 2020. REUTERS/Mohammad Ismail (File Foto)
Ramadan di Afghanistan: Jangankan Berbagi, untuk Kebutuhan Keluarga Sendiri Saja Sulit

Ketidakstabilan ekonomi menyebabkan banyak keluarga di Afghanistan kesulitan membeli makanan selama Ramadan, apalagi untuk berbagi.


PBB Kekurangan Dana, Jatah Makan Jutaan Warga Afghanistan Dipangkas

11 hari lalu

Seorang wanita Afghanistan menerima uang dari seorang pekerja UNHCR di pusat distribusi di pinggiran Kabul, Afghanistan, Kamis, 28 Oktober 2021. Menurut juru bicara UNHCR, Babar Baloch, sekitar 9 juta warga Afghanistan hanya selangkah lagi dari kelaparan. REUTERS/Zohra Bensemra
PBB Kekurangan Dana, Jatah Makan Jutaan Warga Afghanistan Dipangkas

Warga Afghanistan harus menghadapi kelaparan yang makin parah karena dana PBB untuk memberi jatah makan mereka tidak mencukupi.


Puluhan Perempuan Pengusaha Afghanistan Cari Peluang Pasar Asing

12 hari lalu

Perempuan Afghanistan meneriakkan slogan sebagai protes terhadap penutupan universitas bagi perempuan oleh Taliban di Kabul, Afghanistan, 22 Desember 2022. REUTERS/Stringer
Puluhan Perempuan Pengusaha Afghanistan Cari Peluang Pasar Asing

Perempuan Afghanistan kehilangan banyak peluang dalam kehidupan publik ketika Taliban mengambil alih pemerintahan.


ISIS Klaim Bertanggung Jawab untuk Ledakan di Acara Wartawan Afghanistan

17 hari lalu

Ilustrasi ISIS. REUTERS
ISIS Klaim Bertanggung Jawab untuk Ledakan di Acara Wartawan Afghanistan

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan Sabtu, di provinsi Balkh, Afghanistan, menurut akun telegram kelompok tersebut.


Ledakan Bom Sasar Acara Jurnalis di Afghanistan, Satu Tewas dan 8 Terluka

18 hari lalu

Sebuah bom bunuh diri di sebuah pusat pembelajaran di ibukota Afghanistan Kabul menewaskan sedikitnya 19 orang pada Jumat pagi, kata juru bicara polisi Khalid Zadran. (Twitter)
Ledakan Bom Sasar Acara Jurnalis di Afghanistan, Satu Tewas dan 8 Terluka

Insiden ini hanya dua hari setelah gubernur provinsi di Afghanistan tewas dalam ledakan yang diklaim oleh ISIS


Gubernur Pilihan Taliban Tewas dalam Bom Bunuh Diri ISIS di Afghanistan

20 hari lalu

Anggota Taliban berjaga di depan masjid yang menjadi lokasi ledakan, di Kabul, Afghanistan, 4 Oktober 2021. Tidak ada konfirmasi bahwa operasi itu terkait langsung dengan ledakan di masjid, yang tampaknya merupakan serangan paling serius di Kabul sejak Amerika Serikat menarik pasukan pada akhir Agustus. REUTERS/Staff
Gubernur Pilihan Taliban Tewas dalam Bom Bunuh Diri ISIS di Afghanistan

ISIS menyerang kantor gubernur di Afghanistan dengan bom bunuh diri. Gubernur yang dipilih Taliban tewas di tempat.


Peringati Hari Perempuan Internasional, Televisi Afghanistan Tampilkan Program Khusus Perempuan

21 hari lalu

Presenter wanita Tolo News, Khatereh Ahmadi, menggunkan penutup wajah saat siaran di ruang redaksi stasiun TV Tolo di Kabul, Afghanistan, 22 Mei 2022. Taliban memerintahkan semua saluran televisi Afghanistan memastikan bahwa presenter perempuan mulai menutupi wajah mereka saat tampil di layar televisi. REUTERS/Ali Khara
Peringati Hari Perempuan Internasional, Televisi Afghanistan Tampilkan Program Khusus Perempuan

Stasiun televisi Afghanistan menampilkan seluruh kru perempuan dalam acara untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Ini sebagai protes atas kebijakan Taliban yang menyingkirkan perempuan dari publik


Uni Eropa Beri Sanksi 9 Pelanggar Hak-hak Perempuan

22 hari lalu

Perempuan Afghanistan meneriakkan slogan sebagai protes terhadap penutupan universitas bagi perempuan oleh Taliban di Kabul, Afghanistan, 22 Desember 2022. REUTERS/Stringer
Uni Eropa Beri Sanksi 9 Pelanggar Hak-hak Perempuan

Uni Eropa memberlakukan sanksi-sanksi pada sembilan orang, termasuk dua Komandan Rusia yang terlibat dalam perang di Ukraina.


Taliban Buka Kembali Universitas untuk Pria, Perempuan Masih Dilarang

22 hari lalu

Suasana ruang kelas di Universitas Avicenna setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban di Kabul, Afghanistan, 6 September 2021. Terjadi perbedaan kondisi kelas universitas di bawah pemerintahan Taliban, yaitu dengan memberikan tirai sebagai sekat untuk memisahkan tempat duduk mahasiswa laki-laki dan perempuan. Social media handout/via REUTERS.
Taliban Buka Kembali Universitas untuk Pria, Perempuan Masih Dilarang

Taliban kembali membuka universitas-universitas Afghanistan hanya untuk pria.