TEMPO.CO, Jakarta - Hubertus Heil Menteri Tenaga Kerja dan Sosial Jerman mengingatkan agar Jerman melanjutkan kebijakan pemberian izin tinggal secara otomatis pada pengungsi asal Ukraina, tanpa mereka harus mengajukan permohonan suaka.
Sebelumnya pada Juni 2022, Uni Eropa memutuskan warga Ukraina boleh tidak menjalani prosedur normal saat seorang pengungsi dari wilayah lain di dunia mengajukan suaka agar diizinkan tinggal di negara yang dituju.
“Orang-orang mengungsi karena takut dengan perang yang mengerikan. Tidak ada yang bisa diambil lagi dari mereka,” kata Heil.
Di Jerman, para pengungsi Ukraina diperlakukan seperti penerima Harz IV, yakni sebuah sistem kesejahteraan sosial dan bantuan untuk pengangguran. Ini berarti, Jerman harus merogoh kocek uang bantuan lebih dalam dan menerbitkan izin kerja.
Normalnya, para pencari suaka harus melewati serangkaian tahapan untuk mendapatkan suaka yang biasanya akan memakan waktu berbulan-bulan. Sebuah laporan pada 2020 menjelaskan proses untuk mengajukan permohonan suaka jenis ini bisa memakan waktu hingga 10 bulan.
Selama periode menunggu jawaban itu, seorang pencari suaka akan menerima uang bantuan di bawah undang-undang Asylum-Seekers’ Benefits Act. Namun, mereka tidak diperkenankan bekerja di Jerman selama periode tersebut.
Heil mengatakan pengecualian diberikan pada warga negara Ukraina, yang bisa menerima uang bantuan dan diperbolehkan mencari kerja di Jerman. Kebutuhan dasar para pengungsi Ukraina ini sebagian besar dipenuhi oleh Pemerintah Jerman
Akan tetapi, kebijakan Berlin tersebut saat ini menghadapi penolakan di beberapa level. Ketua Partai Christian Democratic Union (CDU), Friedrich Merz, menuduh otoritas Jerman mendorong apa yang disebutnya wisata sosial yang diberikan pada warga negara Ukraina.
Pengungsi dari Ukraina dan sukarelawan di lobi Stasiun Pusat Warsawa, Polandia, pada Kamis, 7 April 2022. Kredit: Tempo/Raymundus Rikang
Baca juga: Uni Eropa Ancam Iran Diganjar Sanksi Jika Terlibat di Perang Rusia Ukraina
Merz menyebut para pengungsi Ukraian malah bolak-balik antara Jerman dan Ukraina, padahal mereka dalam hal ini konteknya mengungsi. Sedangkan Reinhard Sager, Kepala Asosiasi Kotamadya Jerman berpandangan kebijakan yang mempermudah pada pengungsi Ukraina adalah hal yang salah karena hanya akan mengundang gelombang pengungsi yang lebih besar.
Akan tetapi, Heil mengesampingkan semua komentar semacam itu dengan mengatakan komentar-komenter seperti hanyalah racun dalan politik dan iklim sosial.
“Kita saat ini menghadapi gelombang pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II dan telah membantu ratusan ribu pengungsi dari Ukraina,” kata Heil.
Sumber: RT.com
Baca juga: Banjir Jakarta, 361 Pengungsi Ditampung di 3 Lokasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.