TEMPO.CO, Jakarta - Ayam Malaysia kembali diekspor ke Singapura pada Kamis 13 Oktober 2022, sekitar empat setengah bulan setelah larangan ekspor. Seperti dilansir CNA, hal ini terjadi hanya beberapa hari setelah Malaysia mencabut sebagian larangan ekspornya.
Namun, karena Singapura hanya akan menerima sekitar 1,8 juta ayam per bulan dari Malaysia—setengah dari kuota 3,6 juta unggas per bulan sebelum larangan ekspor— maka harga jual ayam kemungkinan 25 persen lebih mahal dari sebelumnya.
Dengan harga jual yang lebih tinggi, pedagang kaki lima dan pemilik katering Singapura mengatakan kepada CNA bahwa mereka tidak terburu-buru untuk mendapatkan ayam dari Malaysia.
Muhammad Firdaus, pemilik Pasar Vibes Chicken di Jurong, mengatakan dia tidak terburu-buru memesan 20 ekor ayam dari pemasok setiap hari, apalagi jika harga akan naik.
“Orang akan berpikir dua kali sebelum membeli,” kata Firdaus, seraya menambahkan bahwa dia akan menunggu dan melihat apakah pelanggannya bersedia membayar lebih untuk opsi ayam yang lebih segar.
Pemilik Ayam Hua Sheng, Luo Jing Xian, mengatakan pasokan yang terbatas dapat membuat harga naik lebih jauh, sebesar 30 hingga 40 persen.
Baca juga: Malaysia Stop Ekspor Ayam, Singapura Kelimpungan
Seorang pedagang kaki lima yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan pasokan tidak cukup untuk seluruh pasar. “Kami tidak memiliki cara untuk bersaing dengan pemain yang lebih besar,” tambahnya. "Semakin kita bersaing, semakin tinggi harga naik, kita akan semakin terpuruk."
Direktur Katong Catering Wayne Heng berharap kembalinya daging ayam segar akan menurunkan permintaan dan harga unggas beku.
“Dibandingkan dengan pengguna pasar lainnya, kami tidak perlu menggunakan ayam segar. Biasanya kami pakai untuk gulai ayam atau rendang ayam, jadi rasanya lebih berat, tapi tidak bisa merasakan perbedaannya,” imbuhnya.
Pemerintah Malaysia sebelumnya telah melarang ekspor hingga 3,6 juta ayam per bulan mulai 1 Juni. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi masalah pasokan dan harga ayam di negara tersebut. Larangan itu diterapkan menyusul keluhan kekurangan pasokan dan kenaikan harga ayam di Malaysia. Beberapa pedagang menjual unggas mereka di atas harga tertinggi untuk menutupi biaya mereka.
Sebelum pelarangan ekspor, sekitar sepertiga pasokan ayam Singapura berasal dari Malaysia.
Baca juga: Malaysia Mulai Cabut Sebagian Larangan Ekspor Ayam ke Singapura
CHANNEL NEWSASIA