TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara PBB pada Selasa, 11 Oktober 2022, mengkonfirmasi 16 kematian akibat kolera di Haiti, dengan 32 kasus sejauh ini.
Margaret Harris dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berbicara pada konferensi pers dengan Juru Bicara PBB, seperti dikutip Reuters, menyatakan pihaknya sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Haiti dan sekitarnya.
Sebelumnya, WHO sedang mendirikan tenda untuk mengobati kolera di Haiti dan juga akan meminta pasokan vaksin oral. Penyakit ini tiba-tiba masuk negara yang lumpuh akibat blokade gangster itu.
Saat dilanda wabah pada 2010, korban tewas akibat kolera di Haiti mencapai 10.000 orang. Pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di Haiti menjadi kambing hitam. PBB meminta maaf pada 2016 atas wabah tersebut, tanpa mengambil tanggung jawab. Kasus terakhir dilaporkan tiga tahun lalu.
Negara yang terletak di Karibia itu sudah diingatkan oleh WHO bahwa beberapa kasus awal mungkin tidak terdeteksi, dengan lebih banyak lagi diperkirakan akan muncul.
Menurut laporan Reuters pekan lalu, beberapa rumah sakit di Haiti mulai tutup karena kekurangan bahan bakar dan kurangnya akses untuk staf. Mengenai pertanyaan bagaimana kolera kembali ke Haiti belum segera terjawab.
Lokasi wabah, daerah miskin yang disebut Cite Soleil di luar ibu kota, menyaksikan perang berdarah pada Juli yang membuat beberapa penduduk terjebak tanpa akses ke makanan dan air. Air bersih sangat penting untuk menghentikan penyebaran kolera.
REUTERS