Menggunakan pakaian serba hitam sebagai kamuflase, Tim Krestschmer merangsek masuk bekas sekolahannya sekaligus memuntahkan peluru dari pistol Beretta 9 milimeter, yang dia curi dari koleksi ayahnya.
Belum sempat para pelajar itu meletakkan pulpennya, Krestschmer lebih dulu beraksi dan menghujani mereka dengan tembakan sampai sembilan murid dan tiga guru tewas. Dilaporkan ada aksi heroik dari seorang staf yang melompat ke depan kelas untuk melindungi para murid yang berusaha menyelamatkan diri dengan melompat keluar ruangan melalui jendela.
Lusinan polisi segera tiba setelah mendengar laporan adanya penembakan. Namun, Krestschmer sudah melarikan diri dan menembak mati tukang kebun di luar rumah sakit yang berhadapan dengan sekolah. Dia kemudian membajak sebuah mobil dan mengendarainya sampai 40 kilometer mencapai dealer mobil.
Dalam ujung pelarian itu, Krestschmer masih sempat menembak mati dua orang yang lewat di dekatnya, sebelum terlibat baku tembak dengan polisi. Akhirnya insiden ini berakhir, setelah pemuda ini menembak kepalanya sendiri.
Rabu (11/3), Juru bicara polisi Klaus Hinderer dalam wawancaranya di salah satu stasiun lokal N24 mengatakan seorang laki-laki menembakkan pistolnya di sekolah menengah pertama di Winnenden dekat Stuttgart. “Penembak datang dan langsung menembak secara acak sekitar pukul 9.45 (waktu setempat).”
Dalam beberpa tahun terakhir kejadian hampir serupa –penembakan di sekolah-- terjadi di Jerman. Tahun 2006, seorang laki-laki menggunakan bahan peledak dan senjata api menyerang sekolah di Kota Emsdetten, Jerman sebelah barat, yang melukai 11 orang sebelum akhirnya pelaku bunuh diri.
Pada April 2002, kejadian terburuk juga menimpa salah satu sekolah saat seorang laki-laki menembak membabibuta dan menewaskan 17 orang termasuk dirinya sendiri. Kejadian ini dialami di sekolah menengah atas di timur Kota Erfurt.
AP| AFP| SKYNEWS| NUR HARYANTO