TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyebut situasi pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia di Ukraina saat ini tengah rapuh. Pengawas nuklir PBB itu khususnya menyoroti pasokan listrik yang memprihatinkan ke pabrik tersebut, di tengah klaim kontrol dari Rusia dan Ukraina.
"Situasi sehubungan dengan kekuatan (listrik) eksternal terus menjadi sangat genting. Kita memiliki kekuatan eksternal saat ini. Akan tetapi saya akan mengatakan (keadaan PLTN Zaporizhzhia) rapuh, hanya ada satu jalur pasokan yang mengalir pabrik," kata Grossi melalui telepon dari Ukraina kepada Energy Intelligence Forum di London, Rabu, 5 Oktober 2022.
Baca juga PLTN Zaporizhzhia Jadi Salah Satu Garis Depan Perang Rusia Ukraina: Ini Kronologinya
Grossi saat ini berada di Ukraina untuk konsultasi lebih lanjut mengenai persetujuan dan penerapan zona perlindungan aman di sekitar PLTN Zaporizhzhia. Dia juga akan mengunjungi Moskow minggu ini.
Kantor berita milik negara Rusia TASS mengatakan dia mungkin juga mengunjungi PLTN Zaporizhzhia. Sebelumnya dia melawat ke komplek nuklir itu setelah ada penembakan, di mana Rusia dan Ukraina saling menyalahkan.
Saling Klaim Rusia-Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan untuk mengambil alih pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia di Ukraina. Pihak Ukraina menyangkal, dengan menyatakan PLTN terbesar di Eropa itu sudah berada dalam kendalinya.
"Pabrik nuklir Zaporizhzhia sekarang berada di wilayah Federasi Rusia dan, oleh karena itu, harus dioperasikan di bawah pengawasan badan-badan terkait kami," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin seperti dikutip Reuters dari kantor berita RIA, Kamis 6 Oktober 2022.
Sebelum pernyataan yang dikeluarkan Vershinin, Putin telah menandatangani dekret yang menyebut PLTN Zaporizhzhia sebagai "properti federal".
Rusia merebut PLTN Zaporizhzhia pada Maret lalu, tak lama setelah menyerang Ukraina, tetapi staf Ukraina terus mengoperasikannya. Setelah ada penembakan di komplek pabrik nuklir tersebut, wilayah itu menjadi fokus perhatian internasional karena kemungkinan bencana nuklir.
Pabrik tersebut terletak di wilayah Ukraina selatan. Zaporizhzhia adalah satu dari empat wilayah yang secara resmi dicaplok oleh Presiden Vladimir Putin ke Rusia.
Operator tenaga nuklir Rusia, Rosenergoatom, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pihaknya akan melakukan penilaian mengenai cara memperbaiki kerusakan. Badan itu juga sedang memikirkan upaya memindahkan semua karyawan Ukraina yang ada ke organisasi baru milik Rusia.
"Organisasi operasi baru dirancang untuk memastikan operasi yang aman dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan kegiatan profesional personel pembangkit yang ada," kata Rosenergoatom.
Penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, menyebut "upaya hukum" Putin menuntut respons cepat. Dia, melalui Twitter, menyerukan sanksi terhadap pemasok tenaga nuklir milik negara Rosatom. Dia juga menuntut penghentian semua pembangunan fasilitas nuklir dengan Rosatom dan penolakan setiap kemitraan nuklir dengan Rusia.
Kepala perusahaan energi nuklir negara Ukraina, Energoatom, mengatakan dia mengambil alih PLTN Zaporizhzhia. Dia mendesak para pekerja di sana untuk tidak menandatangani dokumen apa pun dengan penjajah Rusia.
"Semua keputusan lebih lanjut mengenai pengoperasian stasiun akan dibuat langsung di kantor pusat Energoatom. Kami akan terus bekerja di bawah hukum Ukraina, di dalam sistem energi Ukraina, di dalam Energoatom," kata Petro Kotin dalam sebuah video.
REUTERS, THE MOSCOW TIMES
Baca juga Putin Perintahkan PLTN Zaporizhzhia Diambil Alih Rusia, Ukraina Bertahan