TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk mengambil alih pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia di Ukraina. Pihak Ukraina menyangkal, dengan menyatakan PLTN terbesar di Eropa itu sudah ada di bawah kendalinya.
"Pabrik nuklir Zaporizhzhia sekarang berada di wilayah Federasi Rusia. Oleh karena itu harus dioperasikan di bawah pengawasan badan-badan terkait kami," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin seperti dikutip Reuters dari kantor berita RIA, Kamis 6 Oktober 2022.
Baca: Rusia Tangkap Kepala PLTN Zaporizhzhia
Sebelum pernyataan yang dikeluarkan Vershinin, Putin telah menandatangani dekret yang menyebut PLTN Zaporizhzhia sebagai "properti federal". Rusia merebut PLTN Zaporizhzhia pada Maret lalu, tak lama setelah menyerang Ukraina, tetapi staf Ukraina terus mengoperasikannya.
Setelah ada penembakan di komplek pabrik nuklir tersebut, wilayah itu menjadi fokus perhatian internasional karena kemungkinan bencana nuklir. Pembangkit itu terletak di wilayah Ukraina selatan. Zaporizhzhia adalah satu dari empat wilayah yang secara resmi dicaplok oleh Presiden Vladimir Putin ke Rusia.
Operator tenaga nuklir Rusia, Rosenergoatom, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pihaknya akan menilai cara memperbaiki kerusakan pada pembangkit. Badan itu juga sedang memikirkan upaya memindahkan semua karyawan Ukraina ke organisasi baru milik Rusia.
"Organisasi operasi baru dirancang untuk memastikan operasi yang aman dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan kegiatan profesional personel pembangkit yang ada," kata Rosenergoatom.
Penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, menyebut upaya hukum Putin menuntut respons cepat. Melalui Twitter, dia menyerukan sanksi terhadap pemasok tenaga nuklir milik negara Rosatom. Dia juga menuntut penghentian semua pembangunan fasilitas nuklir dengan Rosatom dan penolakan setiap kemitraan nuklir dengan Rusia.
Kontrol di Bawah Ukraina
Kepala perusahaan energi nuklir negara Ukraina, Energoatom, mengatakan telah mengambil alih PLTN Zaporizhzhia. Dia mendesak para pekerja di sana untuk tidak menandatangani dokumen apa pun dengan penjajah Rusia.
"Semua keputusan lebih lanjut mengenai pengoperasian stasiun akan dibuat langsung di kantor pusat Energoatom. Kami akan terus bekerja di bawah hukum Ukraina, di dalam sistem energi Ukraina, di dalam Energoatom," kata Petro Kotin dalam sebuah video.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi saat ini berada di Ukraina untuk konsultasi lebih lanjut mengenai persetujuan dan penerapan zona perlindungan aman di sekitar PLTN Zaporizhzhia. Pada Rabu, 5 Oktober 2022, Grossi mengulangi keprihatinannya tentang pasokan listrik ke pembangkit.
"Situasi yang berkaitan dengan kekuatan eksternal terus menjadi sangat genting. Kami memiliki kekuatan eksternal saat ini tetapi, saya akan mengatakan rapuh," katanya kepada Energy Intelligence Forum di London melalui telepon.
Grossi juga akan mengunjungi Moskow minggu ini. Kantor berita milik negara Rusia TASS mengatakan dia mungkin juga mengunjungi PLTN Zaporizhzhia.
Baca juga: IAEA Sebut Ukraina dan Rusia Tertarik pada Zona Perlindungan PLTN Zaporizhzhia
REUTERS | THE MOSCOW TIMES