TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah lembaga negara Maroko menerbitkan 10 izin pertama penggunaan ganja untuk industri, medis dan ekspor, hasil dari Undang-Undang yang disahkan tahun lalu.
Seperti dilansir Reuters, Rabu, para petani yang mengelola koperasi di daerah-daerah pegunungan utara Al Houceima, Taounat dan Chefchaouen secara bertahap akan diizinkan menanam ganja guna memenuhi kebutuhan pasar legal.
Kendati demikian, UU baru, yang telah disahkan parlemen tahun lalu, melarang penggunaan ganja untuk rekreasi. UU tersebut bertujuan untuk menambah pendapatan para petani sekaligus melindungi mereka dari pengedar narkoba yang menguasai perdagangan narkoba dan melakukan ekspor ke Eropa secara ilegal.
Maroko - produsen ganja utama dunia menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa - terletak di ambang pintu Eropa dan berpotensi menjadi pengekspor sah ganja tertinggi.
Namun tindakan keras domestik terhadap petani, lambatnya kemajuan dalam mengeluarkan lisensi untuk produksi legal dan persaingan yang kuat dari operator Eropa telah membuat petani, termasuk di wilayah Rif, tidak berdaya.
Baca juga: Maroko Siap-siap Legalisasi Ganja untuk Tujuan Medis
“Kami masih terikat pada tanaman ini, tetapi tanaman itu tidak memberi kami apa pun,” kata Souad, seorang petani ganja di desa Azila. Seperti orang lain, dia tidak ingin nama aslinya dipublikasikan.“Tidak ada yang menginginkannya lagi,” Souad mengangkat bahu. “Hidup kami sulit sekarang.”
Di bawah undang-undang yang disetujui pemerintah Maroko pada Maret tahun lalu, petani akan dapat membentuk koperasi untuk menanam ganja dalam jumlah terbatas untuk diproses dan dijual oleh perusahaan berlisensi.
Souad, yang masih membantu anak-anaknya di tanah keluarga meskipun berusia 60-an, memiliki harapan bahwa legalisasi ganja Maroko ini akan membantu komunitasnya mencari nafkah yang lebih baik. “Kalau itu serius, itu hal yang baik,” katanya.
Baca juga: 5 Negara Legalisasi Ganja untuk Tujuan Medis
REUTERS | THE SUN DAILY