Respons AS
Amerika Serikat, sekutu dengan Inggris, sudah menanggapi persiapan penggunaan senjata nuklir Rusia seperti dilaporkan sejumlah media Eropa baru-baru ini. Pentagon dan Gedung Putih masih memonitor secara dekat potensi pemakaian senjata nuklir Rusia namun belum melihat indikasi pemanfaatannya dalam waktu dekat.
Rusia adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia berdasarkan jumlah hulu ledak nuklir. Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak sementara Amerika Serikat memiliki 5.428.
Seorang pejabat senior Pentagon menyatakan pada Selasa, 4 Oktober 2022, bahwa dia tidak memiliki informasi untuk menguatkan laporan yang menunjukkan bahwa Rusia mungkin memindahkan senjata nuklir taktis dengan kereta api. Ia menambahkan militer AS tidak melihat apa pun untuk mengubah postur nuklirnya sendiri.
"Saya tidak punya apa-apa selain laporan sumber terbuka," kata Laura Cooper, wakil asisten menteri pertahanan yang berfokus pada Rusia dan Ukraina, seperti dilansir Reuters. Pentagon, markas Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memantau dengan cermat kekuatan nuklir Rusia, bagian inti dari misinya sejak Perang Dingin.
Di Gedung Putih, Sekretaris Pers Jean-Pierre menyebut Amerika Serikat tidak memiliki indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir, meskipun ada ancaman nuklir dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami menganggap serius senjata nuklir atau senjata nuklir di sini, tetapi saya ingin mengatakan bahwa kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri, kami juga tidak memiliki indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk segera menggunakan senjata nuklir," kata Jean-Pierre pada Selasa, 4 Oktober 2022, kepada wartawan.
Baca juga:
REUTERS