Sementara pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah berpendapat, posisi non-blok memungkinkan Indonesia tidak terikat dengan dorongan mana pun.
Tidak adanya kecaman dari Indonesia terhadap Rusia, seperti di Sidang Umum PBB, melepas kesan keberpihakan kepada negara-negara Barat."Kalau pun kita mengkritisi Rusia, itu berbicara empat mata," kata Rezasyah kepada Tempo belum lama ini.
Fitriani memahami posisi sulit yang dialami Indonesia. Di samping ingin mengecam, di sisi lain Jakarta juga membutuhkan Rusia untuk berpartisipasi dalam pertemuan G20 tahun ini. Langkah ini dianggapnya juga bakal tetap menjaga hubungan baik sebagai mitra wicara ASEAN, di mana Indonesia memegang keketuaan tahun depan.
Mengenai misi perdamaian dalam konflik Rusia-Ukraina, akademisi lulusan Cranfield University itu setuju Indonesia perlu merencanakannya lebih lanjut. Menjaga hubungan baik dengan keduanya juga penting agar dua belah pihak bisa dipertemukan.
Total wilayah yang dicaplok Rusia adalah sekitar 15 persen dari teritorial Ukraina. Aneksasi itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat, yang menilainya sebagai tindakan ilegal. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada pun mengumumkan sanksi baru.
Baca juga: Inggris Dukung Indonesia Kecam Pencaplokan Ukraina oleh Rusia
DANIEL AHMAD