Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PBB: Swiss Miliki Masalah Rasisme Sistemik

Reporter

image-gnews
Orang-orang duduk di jembatan selama protes Black Lives Matter, menyusul kematian George Floyd dalam tahanan polisi Minneapolis, di Zurich, Swiss, 13 Juni 2020. REUTERS/Michael Schields
Orang-orang duduk di jembatan selama protes Black Lives Matter, menyusul kematian George Floyd dalam tahanan polisi Minneapolis, di Zurich, Swiss, 13 Juni 2020. REUTERS/Michael Schields
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSwiss memiliki masalah rasisme sistemik yang serius terhadap orang-orang keturunan Afrika. Hal ini berdasar sebuah laporan yang dipresentasikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Senin.

Seperti dilansir Reuters Selasa 4 Oktober 2022, laporan itu memberikan berbagai contoh dari kebrutalan polisi hingga permainan anak-anak yang rasis.

Kelompok kerja yang ditunjuk PBB mencatat langkah-langkah positif yang diambil oleh Swiss. Namun, mereka menyuarakan keprihatinan tentang prevalensi diskriminasi rasial dan menyoroti beberapa insiden setelah kunjungan ke negara itu tahun ini.

"Hal ini terjadi di mana-mana dan impunitas dari pelanggaran ini menunjukkan ada masalah sistemik yang serius di Swiss," katanya.

Duta Besar Swiss untuk PBB di Jenewa Jurg Lauber menerima temuan tersebut dalam komentar kepada dewan. Kendati demikian, Lauber mempertanyakan penggunaan sejumlah contoh oleh para ahli untuk menarik kesimpulan yang lebih luas.

Swiss yang terkurung daratan tidak pernah menjadi penjajah. Namun bank, pedagang, dan kotamadyanya banyak berinvestasi dan mendapat manfaat dari perdagangan segitiga transatlantik, kata laporan itu.

Komite ini mencatat upaya untuk meningkatkan kesadaran publik tentang aspek-aspek sejarah Swiss, seperti petisi dan perdebatan seputar penghapusan patung seorang bankir yang kekayaannya bergantung pada eksploitasi orang Afrika yang diperbudak, di kanton Neuchatel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, masih ada sejumlah tokoh Swiss lain yang tetap dihargai seperti Louis Agassiz. Ia merupakan seorang pendukung rasisme ilmiah dan salah satu puncak pegunungan Alpine dinamai menurut namanya.

Begitu pula permainan taman bermain Swiss tetap ada seperti "Siapa yang takut dengan orang kulit hitam?", yang memiliki efek diskriminatif rasial, kata para ahli. Laporan itu juga mencatat kebrutalan polisi yang "mengejutkan", mencatat kematian beberapa pria kulit hitam di kanton Vaud.

"Swiss setuju dengan pengamatan Anda bahwa rasisme dan diskriminasi rasial - termasuk terhadap orang-orang keturunan Afrika - adalah masalah yang harus ditangani sebagai masalah mendesak," kata Lauber kepada Dewan Hak Asasi Manusia yang berbasis di Jenewa, Senin.

Lauber menekankan bahwa langkah-langkah baru telah diterapkan pemerintah Swiss untuk mengatasi masalah tersebut. Termasuk pusat konsultasi wilayah untuk korban diskriminasi rasial dan peningkatan dalam program pelatihan polisi melawan rasisme.

Baca juga: Sebelum Oprah, Ini Rasisme di Negara Swiss

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

8 jam lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

15 jam lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

15 jam lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

1 hari lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

1 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

3 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

4 hari lalu

Ilustrasi wifi di ponsel. Shutterstock
Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.


Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

5 hari lalu

Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri mengheningkan cipta, untuk menghormati para korban serangan di tempat konser Balai Kota Crocus di Moskow, pada hari pemungutan suara mengenai resolusi Gaza yang menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadan yang mengarah ke gencatan senjata permanen.  gencatan senjata berkelanjutan, dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, di markas besar PBB di New York City, AS, 25 Maret 2024. REUTERS/Andrew Kelly
Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?


Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

6 hari lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

6 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.