TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Ukraina merebut kembali desa-desa di sepanjang tepi barat Sungai Dnipro di Kherson, Ukraina selatan pada Senin, 3 Oktober 2022. Ini merupakan terobosan baru dalam konflik Ukraina-Rusia.
Kemajuan di provinsi Kherson adalah yang terbesar di Ukraina di selatan negara itu sejak perang dimulai, dan mengikuti terobosan serupa di timur yang telah mengubah gelombang perang dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala pemerintahan yang dilantik Rusia di bagian-bagian yang diduduki di provinsi Kherson Ukraina mengkonfirmasi bahwa pasukan Ukraina telah merebut sejumlah pemukiman di sepanjang sungai, mendorong sejauh sekitar desa Dudchany.
Ini akan mewakili kemajuan yang mengejutkan setelah berhasil merebut 40 kilometer wilayah dalam satu hari.
"Situasinya tegang setelah ada terobosa dari Ukrainan," kata Vladimir Saldo kepada televisi pemerintah Rusia. "Ada pemukiman bernama Dudchany, tepat di sepanjang Sungai Dnipro, dan di sana, di wilayah itu, ada terobosan (Ukraina). Ada pemukiman yang diduduki pasukan Ukraina," katanya.
Kyiv sejauh ini tidak berkomentar tentang situasi di Kherson.
Dalam salah satu gambar langka yang tampaknya mengkonfirmasi keberhasilan Ukraina, Anton Gerashchenko, seorang penasihat kementerian dalam negeri Ukraina, memposting foto tentara Ukraina berpose dengan bendera mereka. Dia mengatakan itu adalah desa Mikhailivka, yang akan mewakili kemajuan sekitar 20 kilometer.
Kemajuan di selatan juga mencerminkan kemajuan Ukraina di timur, di mana pasukan Ukraina tiba-tiba dan dengan cepat merebut wilayah yang menjadi jalur pasokan penting Rusia.
Hanya beberapa jam setelah pernyataan di Lapangan Merah Moskow pada Jumat lalu, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan provinsi Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia menjadi wilayah Rusia, Ukraina merebut kembali Lyman, benteng utama Rusia di utara provinsi Donetsk. Itu membuka jalan bagi pasukan Ukraina untuk merangsek ke provinsi Luhansk.
Putin telah menanggapi kegagalan Rusia di medan perang selama sebulan terakhir dengan memproklamirkan pencaplokan wilayah yang diduduki, memanggil puluhan ribu orang sebagai cadangan, dan mengancam pembalasan nuklir.
Di selatan, Rusia memiliki sekitar 25.000 tentara - di tepi barat Dnipro. Moskow mengirim kontingen besar untuk menghentikan serangan balik yang diumumkan Ukraina pada Agustus.