TEMPO.CO, Jakarta - Jerman, Prancis, Denmark, Spanyol, Italia, dan Republik Ceko telah mengajukan proposal sanksi baru Uni Eropa terhadap Iran karena menekan unjuk rasa yang mengutuk kematian Mahsa Amini. Hal ini dilaporkan majalah Jerman Spiegel pada Senin 3 Oktober 2022, mengutip sumber.
Sanksi yang diusulkan menargetkan 16 orang, organisasi dan lembaga utama yang bertanggung jawab atas tindakan keras terhadap protes nasional yang dipicu oleh kematian seorang Amini, perempuan muda usia 22 tahun dalam tahanan polisi moral, Spiegel menambahkan.
Mereka yang mengusulkan sanksi bertujuan agar menteri luar negeri Uni Eropa memutuskannya pada pertemuan mereka pada 17 Oktober, tanpa perlawanan yang diharapkan dari anggota blok.
Kementerian luar negeri Jerman tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock mengatakan pada hari ini bahwa penindasan protes Teheran adalah "ekspresi ketakutan rezim terhadap pendidikan dan kekuatan kebebasan."
“Pilihan kebijakan luar negeri kami terbatas. Tapi, kami bisa memperkuat suara para demonstran (Iran), menciptakan publisitas, mengajukan tuntutan dan sanksi. Dan itu yang sedang kami lakukan,” tulis Baerbock di Twitter.
Protes anti-pemerintah, yang dimulai pada pemakaman Mahsa Amini pada 17 September di kota Kurdi Saqez, telah berkembang menjadi pertunjukan oposisi terbesar terhadap otoritas Iran dalam beberapa tahun terakhir. Banyak yang menyerukan diakhirinya lebih dari empat dekade pemerintahan ulama Islam.
Hak Asasi Manusia Iran, sebuah kelompok yang berbasis di Norwegia, mengatakan lebih dari 100 orang telah tewas. Pihak berwenang Iran belum memberikan jumlah korban tewas, sementara mengatakan banyak anggota pasukan keamanan telah dibunuh oleh “perusuh dan preman yang didukung oleh musuh asing.” Pekan lalu televisi pemerintah mengatakan 41 orang tewas, termasuk anggota pasukan keamanan.
Baca juga: Kematian Mahsa Amini, Aparat Keamanan Iran Bentrok dengan Mahasiswa
REUTERS