TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengesampingkan kemungkinan damai dengan Rusia, selama Presiden Vladimir Putin masih duduk di kursi kekuasaan Kremlin. Zelensky menyebut pihak Ukraina terdepan dalam urusan perundingan.
"Dia (Putin) tidak tahu apa itu martabat dan kejujuran. Karena itu, kami siap untuk berdialog dengan Rusia, tetapi jika sudah ada Presiden Rusia lainnya." kata Zelensky saat menanggapi pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia, Jumat, 30 September 2022.
Zelensky mengatakan, selama ini pihaknya selalu terbuka untuk hidup berdampingan bersama Rusia dengan persyaratan yang setara, jujur, layak dan adil. Namun semua terhalang pada satu sosok Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan empat wilayah Ukraina untuk menjadi bagian dari negaranya, dalam upacara yang digelar di Kremlin pada Jumat, 30 September 2022. Putin kembali berjanji Rusia akan menang dalam "operasi militer khusus" di negara tetangganya itu.
Wilayah Ukraina yang diduduki Rusia -Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, menyetujui proposal untuk menjadi bagian dari Rusia. Referendum dilakukan selama empat hari sampai Selasa, 27 September 2022. Total wilayah tersebut sekitar 15 persen dari teritorial Ukraina.
Ketika mengesahkan referendum tersebut, Putin menyerukan Kyiv untuk segera menghentikan peperangan dan kembali ke meja perundingan. Ia meminta Ukraina menghormati wilayah yang sudah bergabung dengan Rusia.
Tak lama setelah pengumuman dan perayaan pencaplokan wilayah Ukraina di Kremlin, Volodymyr Zelensky mengumumkan negaranya telah mengajukan aplikasi jalur cepat untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.
"Hanya jalan memperkuat Ukraina dan mengusir penjajah dari seluruh wilayah kita yang dapat memulihkan perdamaian. Kami akan menyelesaikan jalan ini," kata Zelensky.
Secara de facto, Ukraina merupakan sekutu dari blok Barat. Saat ini secara resmi Zelensky mengajukan keanggotaan aliansi itu, yang mana harus diakui oleh seluruh negara-negara pakta pertahanan Atlantik Utara itu.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, dalam jumpa pers pada Jumat, 20 September 2022, menuduh Putin memprovokasi eskalasi perang paling serius sejak Rusia mulai invasi pada 24 Februari. Kendati demikian, dia mengatakan Putin tidak akan berhasil menghalangi aliansi untuk mendukung Kyiv.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam kesempatan terpisah dalam pidatonya memperingatkan Rusia bahwa Amerika Serikat akan mempertahankan "setiap inci" wilayah NATO.
Tensi perang Ukraina makin meninggi setelah pada pekan lalu Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk mendongkrak perang Ukraina dan wacana referendum empat wilayah Ukraina mencuat. Warga Rusia banyak yang protes dan kabur dari tanah airnya karena menolak wajib militer.
Baca: Putin Caplok Ukraina, Zelensky Yakin Masih Bisa Dihentikan
PRESIDENT.GO.UA I REUTERS I TASS