TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden menyebut pencaplokan sebagian Ukraina oleh Vladimir Putin merupakan tanda bahwa Presiden Rusia itu sedang dalam posisi sulit. Namun dia menegaskan, Amerika Serikat dan sekutu tidak akan terintimidasi oleh Putin.
Pasukan Rusia di salah satu dari empat wilayah yang dianeksasi menghadapi pengepungan oleh pasukan Ukraina, menunjukkan betapa lemahnya cengkeraman Rusia di beberapa wilayah yang diklaimnya.
Di wilayah Donetsk timur, garnisun Rusia di kota Lyman berada dalam masalah serius dengan laporan dari kedua belah pihak yang mengatakan pasukan Rusia hampir terkepung.
Ukraina mengatakan memiliki semua rute pasokan ke benteng Rusia di garis bidik artileri di timur, dan mengatakan kepada Moskow bahwa mereka harus mengajukan permohonan ke Kyiv jika ingin pasukannya diizinkan keluar.
Dalam kesempatan terpisah, Biden mengutuk upaya Rusia mencaplok wilayah Ukraina. Menurutnya, Rusia melanggar hukum internasional, menginjak-injak Piagam PBB, dan menunjukkan penghinaannya terhadap negara-negara damai di seluruh dunia.
"Jangan salah, tindakan ini tidak memiliki legitimasi. Amerika Serikat akan selalu menghormati perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional," kata Biden dalam pernyataan Jumat, 30 September 2022, dikutip dari situs Gedung Putih.
Amerika Serikat, menurut Biden, akan terus mendukung upaya Ukraina untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayahnya baik secara militer atau diplomatik. Minggu ini, Gedung Putih akan mengirim bantuan keamanan senilai US$ 1,1 miliar atau Rp 16 triliun.
Presiden Putin merayakan pencaplokan wilayah Ukraina dengan pesta meriah di Moskow, Jumat malam, 30 September 2022, dan kembali berjanji Rusia akan menang dalam "operasi militer khusus" di negara tetangganya itu.
Dengan memegang tangan pejabat wilayah Ukraina yang dikuasai, Putin pun dengan lantang meneriakkan "Rusia! Rusia!".
Wilayah Ukraina yang diduduki Rusia -Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, menyetujui proposal untuk menjadi bagian dari Rusia. Referendum dilakukan selama empat hari sampai Selasa, 27 September 2022. Total wilayah tersebut sekitar 15 persen dari teritorial Ukraina.
Aneksasi itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat, yang menilainya sebagai tindakan ilegal. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada pun mengumumkan sanksi baru.
Tak lama setelah pengumuman aneksasi Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan negaranya telah secara resmi mengajukan aplikasi jalur cepat untuk bergabung dengan aliansi militer NATO. Zelensky menegaskan tidak akan mengadakan pembicaraan damai dengan Rusia selama Putin masih menjadi presiden.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menuduh Putin memprovokasi eskalasi perang paling serius sejak Rusia mulai invasi pada 24 Februari. Kendati demikian, dia mengatakan Putin tidak akan berhasil menghalangi aliansi untuk mendukung Kyiv.
Joe Biden memperingatkan Rusia bahwa Amerika Serikat akan mempertahankan "setiap inci" wilayah NATO.
Tensi perang Ukraina makin meninggi setelah pada pekan lalu Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk mendongkrak perang Ukraina dan mendukung wacana referendum empat wilayah Ukraina yang mencuat. Warga Rusia banyak yang protes dan kabur dari tanah airnya karena menolak wajib militer.
Whitehouse.gov, Reuters