TEMPO.CO, Jakarta -Kedutaan Besar Iran di Jakarta menyatakan peristiwa meninggalnya Mahsa Amini merupakan hal yang membuat pemerintah dan masyarakat negaranya bersedih.
Melalui pernyataan tertulis Jumat, 30 September 2022, Kedutaan Besar Iran menyatakan pemerintah akan usut tuntas kasus kematian yang memicu protes di seluruh negeri tersebut.
Menurut Kedutaan Besar Iran, beberapa tim investigasi dan pencari fakta khusus dibentuk oleh pemerintah untuk mengklarifikasi semua aspek insiden ini dan menemukan kebenaran dari peristiwa tersebut.
Tim yang dimaksud disebut telah melakukan penelitian lapangan, eksperimen ilmiah, meninjau catatan medis, memintai keterangan orang-orang dan pihak-pihak yang relevan mengenai kematian Amini ini, hingga meninjau rekaman CCTV.
Mahsa Amini dari kota Saqez, Kurdi Iran, ditangkap bulan ini di Teheran karena pakaiannya dinilai tidak sesuai oleh polisi moral.
Iran memberlakukan aturan berpakaian secara ketat untuk wanita. Kematiannya memicu demonstrasi besar pertama oleh oposisi di jalan-jalan Iran. Ini adalah protes terbesar sejak krisis kenaikan harga pada 2019.
Demo Iran akibat kematian aktivis Mahsa Amini, 22 tahun terus membara di sejumlah kota. Kelompok hak asasi manusia mengatakan sedikitnya 83 orang tewas dalam dua pekan terakhir.
Kedutaan Besar Iran mengutip Menteri Dalam Negeri negara tersebut menegaskan, hasil penyelidikan awal dan laporan yang dibuat oleh Rumah Sakit Kasra membuktikan bahwa tidak ada tindakan kekerasan dan pukulan apapun terhadap Mahsa Amini.
Kini berbagai lembaga terkait sedang bekerja untuk menentukan penyebab kematian Mahsa Amini.
"Republik Islam Iran sekali lagi menegaskan tekadnya untuk melindungi hak-hak dari semua warganya. kami akan serius mengejar insiden kematian Mahsa Amini hingga penyebab kematiannya ditemukan," tulis kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Meskipun jumlah korban tewas meningkat akibat demo Iran dan pihak berwenang melakukan tindakan keras, video yang diposting di Twitter menunjukkan demonstran pantang mundur.
Mereka menyerukan jatuhnya sejumlah ulama di Teheran, Qom, Rasht, Sanandaj, Masjed-i-Suleiman dan kota-kota lain. Televisi pemerintah mengatakan polisi telah menangkap sejumlah besar perusuh tanpa menyebutkan angka.
Presiden Ebrahim Raisi mengatakan demo Iran yang berujung rusuh itu adalah campur tangan dari Barat yang memusuhi negara Islam itu sejak 1979.
"Musuh telah melakukan kesalahan komputasi dalam menghadapi Islam Iran selama 43 tahun, membayangkan bahwa Iran adalah negara lemah yang dapat didominasi," kata Raisi di televisi pemerintah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman mengatakan pada Kamis bahwa dia ingin Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah kematian Amini.
Di Norwegia, beberapa orang berusaha memasuki kedutaan Iran di Oslo selama demonstrasi menentang kematian Mahsa Amini. Dua demonstran menderita luka ringan, menurut polisi Norwegia. Polisi telah menahan 95 orang, menurut laporan penyiar publik NRK.
Baca juga: Demo Iran Dukung Mahsa Amini Kian Panas, 83 Pengunjuk Rasa Tewas
DANIEL AHMAD | REUTERS