TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyayangkan rencana aneksasi Rusia terhadap empat wilayah Ukraina. Dia menyebut pencaplokan itu menandai eskalasi berbahaya yang akan mengancam prospek perdamaian di Eropa timur.
"Setiap keputusan untuk melanjutkan pencaplokan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina tidak akan memiliki nilai hukum dan pantas untuk dikutuk," kata Sekretaris Jenderal Antonio Guterres kepada wartawan, Kamis, 29 September 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina di Kremlin pada Jumat, 30 September 2022. Wilayah Ukraina yang diduduki Rusia -Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, menyetujui proposal untuk menjadi bagian dari Rusia.
Referendum dilakukan selama empat hari sampai Selasa, 27 September 2022. Total wilayah tersebut sekitar 15 persen dari teritorial Ukraina.
Referendum dan gagasan aneksasi telah ditolak secara global khususnya negara-negara Barat, seperti pengambilalihan Krimea dari Ukraina oleh Rusia pada 2014. Rusia mengatakan pemungutan suara tersebut bersifat sukarela, sejalan dengan hukum internasional, dan jumlah pemilih itu tinggi.
Putin mengambil langkah perantara dengan menandatangani dekrit pada Kamis, 29 September 2022, yang membuka jalan bagi wilayah Kherson dan Zaporizhzhia yang diduduki untuk secara resmi dianeksasi ke Rusia. Keputusan tersebut diumumkan oleh Kremlin.
Menurut Guterres, referendum dilakukan di bawah pendudukan Rusia dan di luar kerangka hukum dan konstitusional Ukraina. "Setiap keputusan Rusia untuk maju akan semakin membahayakan prospek perdamaian," katanya.
Sekjen PBB itu menambahkan, referendum itu akan memperpanjang dampak dramatis pada ekonomi global, terutama di negara-negara berkembang. Di samping itu, aneksasi tersebut juga berpotensi menghambat bantuan kemanusiaan PBB di seluruh Ukraina dan sekitarnya.
Perwakilan Rusia untuk PBB menuduh Guterres melanggar Piagam PBB atas komentarnya mengenai referendum empat wilayah Ukraina yang mau bergabung dengan Pemerintahan Moskow.
"Sekretaris Jenderal PBB telah secara konsisten menunjukkan pendekatan selektif yang sama dengan negara-negara Barat kolektif, secara harfiah menempatkan dirinya dalam barisan dengan mereka," kata Perwakilan Ukraina di PBB melalui sebuah pernyataan.