TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina di Kremlin pada Jumat, 30 September 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut, langkah Putin itu harus dihentikan jika Rusia mau menghindari konsekuensi perang yang paling merusak.
"Biaya satu orang di Rusia yang ingin melanjutkan perang ini adalah bahwa masyarakat Rusia akan dibiarkan tanpa ekonomi normal, kehidupan yang berharga, atau rasa hormat terhadap nilai-nilai kemanusiaan," kata Zelensky dalam pidato rutin pada Kamis, 29 September 2022.
"Itu (pencaplokan wilayah Ukraina) masih bisa dihentikan. Tapi untuk menghentikannya kita harus menghentikan orang di Rusia yang menginginkan perang lebih dari nyawa. Nyawa Anda, warga Rusia," ujar Zelensky.
Wilayah Ukraina yang diduduki Rusia -Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, menyetujui proposal untuk menjadi bagian dari Rusia. Referendum dilakukan selama empat hari sampai Selasa, 27 September 2022. Total wilayah tersebut sekitar 15 persen dari teritorial Ukraina.
Rusia mengatakan pemungutan suara tersebut bersifat sukarela, sejalan dengan hukum internasional, dan jumlah pemilih itu tinggi. Referendum dan gagasan aneksasi telah ditolak secara global khususnya negara-negara Barat, seperti pengambilalihan Krimea dari Ukraina oleh Rusia pada 2014.
Putin mengambil langkah perantara dengan menandatangani dekrit pada Kamis, 29 September 2022, yang membuka jalan bagi wilayah Kherson dan Zaporizhzhia yang diduduki untuk secara resmi dianeksasi ke Rusia. Keputusan tersebut diumumkan oleh Kremlin.
Zelensky mengatakan, Ukraina akan memberikan reaksi "sangat keras" terhadap Pengakuan Rusia atas apa yang disebut hasil referendum. Pejabat Ukraina seperti dilansir Reuters membocorkan, Zelensky memanggil kepala pertahanan dan keamanannya untuk pertemuan darurat pada Jumat, 30 September 2022, di mana "keputusan mendasar" akan diambil.
Pada acara pengesahan referendum, Putin akan memberikan pidato dan bertemu dengan para pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang didukung Rusia dan Republik Rakyat Luhansk (LNR) serta para pemimpin bagian Kherson dan Zaporizhzhia yang diangkat Rusia.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut upacara akan berlangsung pada pukul 3 sore waktu setempat di Aula St George (Georgievsky), Istana Grand Kremlin. Ia menyebut Putin akan menandatangani "perjanjian tentang aksesi wilayah baru ke dalam Federasi Rusia".
Konser perayaan di Lapangan Merah direncanakan akan dihelat pada Jumat malam. Peskov mengatakan media akan diberitahu nanti apakah Putin akan hadir atau tidak ke pesta itu.
Di Lapangan Merah Moskow, sebuah tribun dengan layar video raksasa telah didirikan. Papan iklan bertuliskan "Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson- Russia!" terbentang di situs bersejarah di ibu kota itu.
Kecaman Internasional
Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan, aneksasi yang direncanakan adalah "eskalasi berbahaya" dan mengancam prospek perdamaian. Dia menyebut referendum itu tak mempunyai dasar hukum dan layak dikutuk.
Nada yang sama juga diambil oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dia menegaskan gedung putih sama sekali tidak akan mengakui referendum yang diproduksi Moskow. Sementara Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak Putin untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi ketegangan di Ukraina.
Saat dihubungi Tempo, Kementerian Luar Negeri RI belum berkomentar mengenai referendum empat wilayah Ukraina yang mau bergabung dengan Rusia ini.
Sebelumnya Putin telah menggandakan invasi ke Ukraina dengan mobilisasi militer parsial setelah mengalami kemunduran di medan perang. Warga Rusia berbondong-bondong untuk kabur ke luar negeri dan protes menolak wajib militer tersebut.
Baca: Sah, Putin Terbitkan Dekrit Dua Wilayah Ukraina Resmi Gabung Rusia
PRESIDENT.GOV.UA | REUTERS