Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

India Bekukan Kelompok Islam PFI, Dituding Lakukan Terorisme

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Kegiatan Popular Front of India (PFI) pada 24 Februari 2014. Facebook.com/PopularFrontofIndiaOfficial
Kegiatan Popular Front of India (PFI) pada 24 Februari 2014. Facebook.com/PopularFrontofIndiaOfficial
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India membekukan kelompok Islam Popular Front of India (PFI) dan afiliasinya pada Rabu, 28 September 2022, karena dinilai terlibat "terorisme" dan melarang mereka beraktifitas selama lima tahun setelah pihak berwenang menahan lebih dari 100 anggota PFI bulan ini.

Belum ada pernyataan resmi dari PFI tentang pembekuan ini. Namun sebelumnya, mereka membantah tuduhan melakukan kekerasan dan kegiatan anti-pemerintah ketika kantornya digerebek dan puluhan anggota ditahan di berbagai negara bagian.

"Front Populer India dan afiliasinya atau frontnya terbukti terlibat pelanggaran serius, termasuk terorisme dan pendanaannya, pembunuhan yang ditargetkan, dengan mengabaikan pengaturan konstitusional," kata Kementerian Dalam Negeri, Rabu.

Muslim merupakan 13% dari 1,4 miliar penduduk India dan banyak yang mengeluhkan marginalisasi di bawah pemerintahan Partai Bharatiya Janata, partai nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Partai Modi membantah tuduhan tersebut dan menunjukkan data bahwa semua orang India terlepas dari agamanya mendapat manfaat dari fokus pemerintah pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Larangan itu kemungkinan akan menimbulkan protes di antara penentang pemerintah, yang mempertahankan dukungan mayoritas di parlemen delapan tahun setelah Modi pertama kali menjadi perdana menteri.

Partai Sosial Demokrat India (SDPI), yang bekerja dengan PFI dalam beberapa masalah tetapi tidak termasuk dalam larangan itu, mengatakan pemerintah telah menyerang demokrasi dan hak asasi manusia.

"Kebebasan berbicara, protes dan organisasi telah ditekan dengan kejam oleh rezim terhadap prinsip-prinsip dasar konstitusi India," kata SDPI dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Rezim menyalahgunakan badan investigasi dan undang-undang untuk membungkam oposisi dan menakut-nakuti rakyat agar tidak menyuarakan perbedaan pendapat. Keadaan darurat yang tidak diumumkan terlihat jelas di negara ini."

Beberapa kantor SDPI ikut digerebek dan beberapa anggotanya ditahan bulan ini.

PFI selama ini mendukung sejumlah protes terhadap undang-undang kewarganegaraan 2019 yang dianggap diskriminatif oleh banyak Muslim, serta protes di negara bagian Karnataka selatan tahun ini yang menuntut hak bagi siswa perempuan Muslim untuk mengenakan jilbab di kelas.

Pemerintah menyatakan bahwa mereka melarang PFI dan afiliasinya Yayasan Rehab India, Front Kampus India, Dewan Imam Seluruh India, Konfederasi Nasional Organisasi Hak Asasi Manusia, Front Perempuan Nasional, Front Junior, Yayasan Pemberdayaan India dan Yayasan Rehab Kerala.

Pemerintah mengklaim menemukan "sejumlah contoh hubungan internasional PFI dengan kelompok teroris global", menambahkan bahwa beberapa anggotanya bergabung dengan Negara Islam ISIS dan berpartisipasi dalam "kegiatan teror" di Suriah, Irak dan Afghanistan.

PFI mulai terbentuk pada akhir 2006 dan diluncurkan secara resmi pada tahun berikutnya dengan penggabungan tiga organisasi yang berbasis di India selatan. Kelompok ini menyebut dirinya sebagai "gerakan sosial yang berjuang untuk pemberdayaan total" di situs webnya.

Reuters

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bos Hamas Sebut Indonesia, Ajak Muslim Dunia Rebut Masjid Al Aqsa

21 jam lalu

Mohammed Deif
Bos Hamas Sebut Indonesia, Ajak Muslim Dunia Rebut Masjid Al Aqsa

Salah satu bos Hamas mengajak umat Muslim di seluruh dunia bersatu mempertahankan Masjid Al Aqsa, termasuk dari Indonesia.


Lenovo Tab M11 Meluncur di India, Ini Spesifikasinya

1 hari lalu

Lenovo
Lenovo Tab M11 Meluncur di India, Ini Spesifikasinya

Tablet Lenovo terbaru Tab M11 dilengkapi dengan chipset MediaTek Helio G88 memiliki sertifikasi TUV Rheinland Low Blue Light untuk kenyamanan menonton


Volodymyr Zelensky Bikin Acara Buka Puasa dengan Komunitas Muslim Ukraina

2 hari lalu

Presiden Ukriana Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato secara virtual di KTT G20, Selasa, 15 November 2022. Sumber: Istimewa
Volodymyr Zelensky Bikin Acara Buka Puasa dengan Komunitas Muslim Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan doa bagi negara-negara yang sedang dilanda konflik pada Ramadan tahun ini.


Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

2 hari lalu

Jaringan toko serba ada KK Super Mart. (Foto: Facebook/KK Super Mart)
Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

Beberapa pasang kaus kaki bertuliskan "Allah" dijual di salah satu toko KK Super Mart, sehingga memicu kemarahan publik Malaysia


Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

3 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.


Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

3 hari lalu

Seminar Nasional Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah bertema Islamophobia Within Muslim and Islamiphobia Without Islam: Kebencian atas Muslim dan Islam, antara Asumsi, Fakta dan Prasangka, pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Bram Setiawan
Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

Kata Islamofobia sudah lama menjadi sorotan para akademikus dan pemerhati studi Islam


Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

3 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang


Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

3 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.


KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

4 hari lalu

Damos Dumoli Agusman, Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional. Sumber TEMPO/Suci Sekar
KBRI Austria Buka Puasa Bersama dengan WNI Muslim di Wina

Dubes RI untuk Austria mengadakan acara buka puasa bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan 200 WNI di Wina.


Dari India hingga Ukraina, Begini Reaksi Dunia atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

6 hari lalu

Petugas penegak hukum Rusia berjaga di dekat tempat konser Balai Kota Crocus yang terbakar menyusul insiden penembakan, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Dari India hingga Ukraina, Begini Reaksi Dunia atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

Berikut beberapa reaksi dunia terhadap penembakan maut di gedung konser Moskow, mulai dari India, Ukraina hingga Uni Eropa