TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan sementara aliansi konservatif di Italia dalam pemilihan umum pada Minggu, 25 September 2022, membuat Pemimpin Partai Brothers of Italy, Giorgia Meloni, menjadi kandidat paling kuat sebagai Perdana Menteri Italia selanjutnya.
Bahu - membahu dengan Partai Liga Salvini dan Fora Italia milik Silvio Berlusconi dalam pemilu kali ini, Meloni telah diuntungkan dengan menjadi satu-satunya partai besar yang tidak ikut campur dalam pemerintahan Perdana Menteri Mario Draghi selama 18 bulan terakhir.
Giorgia Meloni, 45 tahun, memang sangat kontras dengan kaum laki-laki yang sangat mendominasi politik Italia. Dia dan partainya sangat mementingkan citra pribadinya. Meloni akan menjadi perdana menteri perempuan pertama di Negeri Pizza seandainya dia benar terpilih.
“Saya Giorgia, saya seorang perempuan, ibu, saya orang Italia dan saya Kristen,” katanya dalam pernyataan yang terkenal pada rapat umum 2019 di Ibu Kota Roma.
Layaknya kelompok dengan spektrum sayap kanan lainnya, dia menentang segala macam kebijakan progresif pro-eropa, penerimaan imigran, sampai hak-hak reproduksi hingga apa yang dia sebut "Lobi LGBT". Dia kerap kali menyinggung bayangan arah kebijakan politik melalui pidato kampanyenya.
Brothers of Italy tumbuh dari gerakan pasca-fasis di Italia. Meloni telah berusaha menjauhkan diri dari masa lalu ini, namun menolak untuk meninggalkan identitas tersebut sepenuhnya.
Meloni membantu mendirikan partainya pada 2012, meskipun mereka hanya mendapatkan empat persen suara pada 2018. Berdasarkan hasil pemilu yang diterbitkan kantor berita pemerintah, RAI, pada Minggu, 25 September 2022, Brothers of Italia berhasil merebut sekitar 22-26 persen suara. Angka itu terbesar di antara partai koalisi lain.
Panggung politik bagi Meloni sudah didalami sejak usia remaja. Dia menapaki karir politiknya saat menjadi aktivis sayap pemuda Gerakan Sosial Italia (MSI), yang dibentuk oleh pendukung diktator fasis Benito Mussolini setelah Perang Dunia II. Pada usia 19 tahun, ia berkampanye untuk Aliansi Nasional sayap kanan. Meloni mengatakan kepada televisi Prancis bahwa Mussolini adalah politikus yang baik karena segala hal yang dia lakukan untuk Italia.
Setelah terpilih sebagai anggota parlemen untuk Aliansi Nasional pada 2006, ia mengulangi klaim populer di kalangan sayap kanan di Italia bahwa keputusan diktator untuk memberlakukan hukum rasial dan memasuki Perang Dunia II di pihak Hitler adalah "kesalahan".
Dua tahun kemudian atau saat dia berusia 31 tahun, Meloni diangkat menjadi menteri pemuda di pemerintahan mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi. Meloni menjadi menteri termuda di Italia di era pasca-perang.
“'Kebenaran Italia' telah menyerahkan fasisme ke sejarah selama beberapa dekade sekarang,” kata Meloni.
Dia bersikeras bahwa tidak ada ruang bernostalgia di dalam partainya. Partai Meloni mengambil namanya dari baris pertama lagu kebangsaan Italia dan logonya mencakup nyala api yang sama yang digunakan oleh MSI, dalam warna hijau, putih dan merah dari bendera negara tersebut.
Dia telah menolak seruan untuk mengubah logo, dengan mengatakan bahwa dia bangga akan hal itu. Meloni pun bersikeras bahwa api itu tidak ada hubungannya dengan fasisme.
Meloni, yang lahir di Roma, dibesarkan dalam lingkungan kelas pekerja Garbatella oleh ibunya, setelah ayahnya pergi. Dia menggambarkan dirinya di media sosialnya sebagai "Romawi, politikus dan jurnalis, namun yang utama adalah Italia.
Meloni memiliki seorang putri, yang lahir pada 2006, buah cinta dengan kekasihnya yang seorang wartawan TV. Meloni pandai berbahasa Inggris, Spanyol dan Prancis dan dilaporkan memiliki kontak dekat dengan partai-partai sayap kanan Eropa, terutama Vox Spanyol dan partai Hukum dan Keadilan Polandia.
THE LOCAL ITALIA | REUTERS
Baca juga: Putra Perdana Menteri Fiji Didakwa atas Kekerasan Domestik di Australia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.