TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kapal induk Amerika Serikat meluncurkan latihan militer bersama dengan tentara Korea Selatan di tengah ketegangan dengan Korea Utara yang meningkat.
Latihan militer bersama ini melibatkan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan, yang dimulai pada Senin, 26 September 2022 hingga empat hari ke depan, di lepas pantai timur Semenanjung Korea. Sasana itu digelar sehari setelah Korea Utara melakukan coba rudal balistik lainnya.
Kapal induk Angkatan Laut AS USS Ronald Reagan mendekati pelabuhan di Busan, Korea Selatan, 23 September 2022. Yonhap via REUTERS
Latihan militer ini bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris ke Seoul pada akhir pekan ini.
“Kunjungan ini demi kepentingan strategis bagi hubungan Amerika dan Republik Korea serta merupakan demonstrasi yang jelas dan tidak ambigu dari komitmen Amerika Serikat terhadap Aliansi,” kata Buzz Donnelly, Komandan latihan militer bersama dari Amerika Serikat, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 27 September 2022.
Sedangkan Angkatan Laut Korea Selatan menyatakan latihan militer bersama ini untuk memperlihatkan kekuatan tekad dua negara yang saling bersekutu dalam menghadapi provokasi Korea Utara serta untuk meningkatkan kemampuan kedua negara dalam melakukan operasi angkatan laut bersama. Ini adalah pelatihan militer gabungan Amerika Serikat - Korea Selatan pertama yang melibatkan kapal induk Amerika sejak 2017.
Pyongyang mengutuk pengerahan militer Amerika sebelumnya. Negara itu menyebut latihan militer bersama hanya menjadi bukti kebijakan Washington dan Seoul, yang bermusuhan.
Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Jong Un telah melakukan sejumlah rekor uji coba senjata tahun ini. Di antara uji coba yang dilakukan adalah peluncuran puluhan roket balistik, termasuk rudal balistik antarbenua pertama dalam lima tahun.
Korea Selatan memperkirakan rudal yang diuji coba Korea Utara pada Minggu, 25 September 2022, terbang 600 kilometer sebelum jatuh ke perairan lepas pantai timur Korea Utara.
Korea Utara pada wal bulan ini, juga telah mengesahkan undang-undang yang mengizinkan dilakukan serangan nuklir sebagai langkah preventif. Korea Utara juga menyatakan statusnya sebagai negara bersenjata nuklir tidak dapat diubah.
Untuk merespon sikap Korea Utara itu, pemerintah Amerika Serikat dan Korea Selatan merilis pernyataan bersama yang menyatakan keprihatinan tentang apa yang mereka sebut pesan yang meningkat dan tidak stabil terkait dengan penggunaan senjata nuklir oleh Korea Utara.
AL JAZEERA
Baca juga: Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad Raih Penghargaan The Japan Foundation Awards 2022
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.