TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Uruguay menangkap kepala keamanan pribadi presiden Luis Lacalle Pou di kediaman resmi presiden. Alejandro Astesiano dituduh berpartisipasi dalam skema yang membantu ratusan warga Rusia memiliki paspor Uruguay secara ilegal.
Pada Senin malam, Jaksa Gabriela Fossati mengatakan kepala keamanan Presiden Luis Lacalle Pou yakni Alejandro Astesiano diselidiki karena terlibat dalam kejahatan membuat akte kelahiran Rusia palsu.
Dalam akte palsu itu, warga negara Rusia mengklaim memiliki orang tua Uruguay. Tujuannya agar warga Rusia dapat memiliki paspor dan dokumen identitas Uruguay lainnya. "Kami berbicara mengenai ratusan orang," kata Fossati.
Media setempat mengutip sumber polisi yang mengatakan Astesiano menggunakan koneksinya agar dapat memproses dokumen yang dibutuhkan warga Rusia untuk mendapatkan identitas Uruguay.
Kabar mengenai penangkapan Astesiano mengguncang presiden. Kepala keamanan itu ditangkap setelah ia pulang ke Uruguay usai menemani Lacalle Pou dan putranya ke luar negeri."Saya sama terkejutnya dengan anda semua," kata presiden dalam konferensi pers di Montevideo.
Lacalle Pou berjanji polisi dan jaksa akan mengerjakan kasus ini dengan independen. Ia membantah laporan lain yang menyatakan Astesiano memiliki catatan kriminal. Sebelumnya media setempat melaporkan kepala keamanan presiden itu menghadapi 20 penyelidikan yang mencakup penipuan, penyelewengan dan pencurian.
Kendati demikian, Lacalle Pou belum akan memecat Astesiano. “Kita semua tidak bersalah hingga terbukti sebalikanya.” Lacalle Pou mengaku bertemu Artesiano sejak kampanye pemilihan 1999. Artesiano kemudian terlibat dalam pemilu pada 2004, 2009. Selanjutnya, Lacalle Pou memilihnya sebagai kepala keamanan pribadi.
“Tanggung jawab adalah milik saua, selalu. Jika saya punya petunjuk, saya tidak akan menyerahkan kepadanya hal terpenting yang saya miliki, yaitu keluarga saya, ”kata presiden Uruguay meyakinkan.
Banyak warga Rusia yang meninggalkan negara itu sejak Kremlin menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Semakin banyak lagi warga Rusia yang eksodus setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial pada Rabu lalu.
Baca juga: Diduga Mata-mata, Konjen Jepang di Vladivostok Diusir Rusia
REUTERS