TEMPO.CO, Jakarta - CEO Vitol Russell Hardy pada hari Senin, 26 September 2022 mengungkap minyak Rusia diperkirakan akan dikirim ke Asia dan Timur Tengah. Sedangkan bahan bakar olahan yang diproduksi di wilayah tersebut akan mengalir ke Barat buntut dari perdagangan minyak dunia yang terganggu gara-gara sanksi
Perang Rusia-Ukraina telah membuat keamanan energi menjadi masalah utama sejumlah negara karena mereka harus bergulat dengan inflasi. Embargo minyak Rusia yang signifikan telah berdampa pada jumlah pasokan gas ke Eropa. Pihak berwenang mengesampingkan kekhawatiran masalah ini akan berlanjut.
"Ketahanan Energi nomor satu. Harga nomor dua. Keberlanjutan nomor tiga," kata Hardy mengenai prioritas utama dalam jangka pendek.
Berbicara di Konferensi Perminyakan Asia Pasifik Tahunan (APPEC) 2022 ke-38, Hardy mengatakan lebih dari satu juta barel per hari minyak mentah Amerika Serikat diperkirakan akan dikirim ke Eropa untuk mengisi kekosongan pasokan Rusia. Saat ini, komoditas Rusia perlu menemukan 'sebuah rumah' di tempat-tempat di luar Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
"Hal ini akan melangkah lebih jauh hingga ditemukan pasar yang berbeda, dan untuk melakukan itu harus berdagang dengan diskon. Anda mulai melihat bahwa dengan bahan bakar datang ke Timur yang seharusnya tetap di Eropa, dan bahan bakar di Timur pergi ke Barat untuk menutupi kekurangan," ujar Hardy.
Terhitung mulai Desember 2022, Uni Eropa melarang masuknya minyak mentah Rusia. Hal ini untuk menghapus pendapatan Kremlin, menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
Menurut data dari IEA, impor minyak mentah Rusia ke Uni Eropa dan Inggris terakhir kali turun menjadi 1,7 juta barel per hari (bph) pada Agustus lalu dari 2,6 juta barel per hari pada Januari 2022. Meskipun begitu, Uni Eropa masih merupakan pasar terbesar untuk minyak mentah Rusia.
IEA juga memperkirakan bahwa Amerika Serikat dapat segera menyusul Rusia sebagai pemasok minyak mentah utama ke Uni Eropa dan gabungan Inggris. Pemotongan pasokan gas Rusia, telah membuat pasar Eropa tertekan. Sebab dengan harga gas yang tinggi, diperkirakan akan mempengaruhi 60 persen - 80 persen dari permintaan.
Eropa juga akan membutuhkan lebih banyak infrastruktur untuk pembuangan gas alam cair (LNG) karena infrastruktur benua pada dasarnya penuh.
"Kami akan membutuhkan lebih banyak pasokan, tetapi slot lebih penting saat ini karena kebutuhannya mendesak," kata Hardy.
Pada tahun ini, harga gas dunia naik ke level rekor tertinggi. Pasalnya, Rusia memangkas pasokan ke Eropa. Sedangkan harga minyak telah menyentuh level tertinggi multi-tahun pada bulan Maret lalu.
Permintaan minyak mentah jenis Brent turun dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran bahwa resesi akan mengurangi permintaan. Namun diperkirakan harganya akan mencapai US$100 lagi karena pasokan yang ketat ketika sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia diterapkan pada Desember dan Februari.
REUTERS | NESA AQILA
Baca juga: Australia Pertimbangkan Ganti Gambar Ratu Elizabeth II di Uang Kertas dengan Tokoh Lokal