Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mobilisasi Militer Rusia Ditolak di Dagestan, 100 Orang DItahan

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Petugas penegak hukum Rusia menahan seseorang demonstran yang menyerukan protes terhadap mobilisasi pasukan cadangan  di Moskow, Rusia 24 September 2022. REUTERS/REUTERS PHOTOGRAPHER
Petugas penegak hukum Rusia menahan seseorang demonstran yang menyerukan protes terhadap mobilisasi pasukan cadangan di Moskow, Rusia 24 September 2022. REUTERS/REUTERS PHOTOGRAPHER
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 100 orang ditahan karena protes menentang mobilisasi parsial di Dagestan, wilayah selatan Rusia yang penduduknya mayoritas Muslim, Minggu, 25 September 2022. Presiden Vladimir Putin memerintahkan mengirim ratusan ribu orang untuk berperang di Ukraina dengan merekrut warga lewat mobilisasi parsial.

Mobilisasi militer pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua ini, diumumkan oleh Putin pada Rabu lalu, telah memicu protes di puluhan kota di seluruh negeri. Kemarahan publik tampaknya sangat kuat di wilayah etnis minoritas yang miskin seperti Dagestan, wilayah mayoritas Muslim yang terletak di tepi Laut Kaspia di pegunungan Kaukasus utara.

Kelompok pemantau protes OVD-Info mengatakan setidaknya 100 orang ditahan di ibu kota regional Makhachkala.

Puluhan video yang diposting di media sosial menunjukkan konfrontasi dengan polisi ketika pengunjuk rasa berteriak "tidak untuk perang!"

Satu video menunjukkan sekelompok wanita mengejar seorang petugas polisi, sementara beberapa klip menunjukkan bentrokan, termasuk polisi yang duduk di atas pengunjuk rasa, ketika petugas berusaha melakukan penahanan.

Belum ada verifikasi atas video beredar, yang dibagikan secara luas di media sosial Rusia dan oleh media independen. Belum ada pernyataan resmi kepolisian Dagestan.

Pemantau hak OVD-Info mengatakan prihatin dengan rekaman "penahanan yang sangat keras" di Makhachkala.

Pada demo Minggu, polisi melepaskan tembakan ke udara setelah puluhan pengunjuk rasa di sebuah desa di Dagestan memblokir jalan utama sebagai protes terhadap pemanggilan lebih dari 100 pria desa dengan populasi 8.000 orang untuk dinas militer.

Dagestan kehilangan banyak warganya selama perang tujuh bulan di Ukraina. Menurut penghitungan BBC Rusia, setidaknya 301 tentara dari Dagestan telah tewas - paling banyak dari wilayah Rusia mana pun dan lebih dari 10 kali jumlah kematian dari tentara asal Moskow, yang memiliki populasi lima kali lebih besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kementerian Pertahanan Rusia Rabu lalu menyatakan, hampir 6.000 tentara Rusia tewas sejak invasi 24 Februari, namun tidak mengeluarkan perincian regional dari angka korban.

2.000 orang ditahan

Demonstrasi tapa izin adalah ilegal menurut undang-undang anti-protes Rusia, dan jarang terjadi di luar kota-kota besar.

Lebih dari 2.000 orang ditahan dalam demonstrasi anti-mobilisasi di Rusia sejak Putin mengumumkan upaya tersebut, yang oleh Kremlin disebut sebagai "mobilisasi parsial" kata kelompok OVD-Info, yang memantau protes dan memberikan bantuan hukum kepada mereka yang ditahan.

Dalam upaya untuk menghilangkan kemarahan publik, Gubernur Dagestan Sergei Melikov mengatakan pada hari Minggu bahwa "kesalahan telah dibuat" dalam peluncuran mobilisasi di wilayah tersebut, dalam sebuah posting di halaman Telegram-nya.

Ada beberapa laporan dari seluruh Rusia tentang kesalahan perekrutan dengan memanggil orang-orang yang belum pernah dinas militer, atau orang tua dari anak-anak kecil. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu sebelumnya menyatakan, mereka dikecualikan dari wajib militer ini.

Dua anggota parlemen paling senior Rusia - sekutu utama Putin - juga membahas kekhawatiran publik tentang mobilisasi, mengakui pemanggilan itu "berlebihan" sehingga memicu kemarahan publik.

Reuters

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

12 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

13 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

14 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

21 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

23 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

1 hari lalu

Ilustrasi wartawan televisi. shutterstock.com
Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

1 hari lalu

Logo NATO. REUTERS/Yves Herman
Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

Menhan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan NATO telah mengerahkan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja dekat perbatasan Rusia.