TEMPO.CO, Jakarta - Massa berunjuk rasa di negara bagian Uttarakhand, India pada Ahad 25 September 2022 menuntut penyelidikan atas dugaan pembunuhan seorang wanita muda yang bekerja di sebuah resor milik putra seorang mantan menteri negara bagian itu.
Seperti dilansir Reuters, polisi menemukan mayat Ankita Bhandari, 19 tahun, pada Sabtu di dekat sebuah jembatan di atas Sungai Gangga, Kota Rishikesh. Polisi mengatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan mayat itu dibuang ke sebuah kanal setelah Bhandari terbunuh.
Dia pernah bekerja sebagai resepsionis di sebuah resor milik Pulkit Arya, putra Vinod Arya yang pernah menjabat sebagai menteri di pemerintahan negara bagian Uttarakhand untuk partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa di India.
Orang tua Ankita menolak untuk melakukan upacara pemakaman sampai tuntutan mereka agar pemeriksaan mayat yang lebih komprehensif dipenuhi.
Warga setempat ternyata mendukung mereka. "Orang-orang memprotes dan memblokir jalan raya, mereka menginginkan keadilan bagi korban dan kami berusaha menenangkan mereka," kata Shyam Dutt Nautiyal, seorang pejabat senior polisi di Uttarakhand.
Polisi mengatakan mereka telah menangkap Pulkit Arya, manajer resor Saurabh Bhaskar dan asisten manajer Ankit Gupta atas dugaan pembunuhan. Berdasarkan interogasi terdakwa dan riwayat obrolan seluler wanita itu mengungkapkan bahwa korban ditekan untuk memberikan "layanan khusus" kepada tamu di resor, yang dia tolak. .
"Beberapa hari sebelum dia hilang, wanita itu telah mengirim pesan WhatsApp ke teman dekatnya untuk berbagi penderitaannya," tutur epala polisi negara bagian Ashok Kumar. "Mereka mencoba mengubah saya menjadi pelacur," tulis salah satu pesannya seperti dikutip Ashok.
Ketiga pria itu diduga memukuli korban dan mendorongnya ke sebuah kanal di dekat resor setelah penganiayaan, kata sumber. Sebelumnya, seorang teman Facebook dari wanita itu dilaporkan mengatakan bahwa temannya dibunuh karena menolak berhubungan seks dengan tamu di resor. Korban ditawari uang sebesar 10.000 rupee.
Ketika rincian pembunuhannya muncul, protes keras pecah di sekitar resor di Rishikesh dengan penduduk setempat memecahkan kaca dan beberapa mencoba membakar pabrik acar di lokasi itu.
Namun, Vinod Arya kepada NDTV menegaskan bahwa anaknya tidak bersalah. “Dia hanya peduli dengan pekerjaannya. Dia tidak akan pernah terlibat dalam kegiatan seperti itu,” ujar Vinod.
Pernyataannya datang sehari setelah BJP meminta dia dan putranya Ankit Arya, saudara laki-laki terdakwa, mundur. Ini di tengah kemarahan besar-besaran rakyat atas pembunuhan Ankita Bhandari.
Arya mengklaim, bahwa dia sendiri mengundurkan diri dari partai berkuasa di India itu kemarin untuk memastikan penyelidikan yang adil dan tidak memihak dalam kasus tersebut. "Pulkit tidak bersalah, saya tetap mengundurkan diri dari BJP untuk memastikan penyelidikan yang adil. Anak saya Ankit juga mengundurkan diri," katanya.
Baca juga:
REUTERS | NDTV