TEMPO.CO, Jakarta - Australia minta China menggunakan pengaruhnya sebagai kekuatan besar untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina. "China adalah kekuatan besar," kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong setelah bertemu Menlu China, Wang Yi, di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Kamis, 22 September 2022.
"Kami mendorong China sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan tanggung jawab khusus untuk menegakkan hak istimewa PBB dan menggunakan pengaruhnya untuk mengakhiri perang," kata Wong.
Ia juga mengatakan invasi Rusia ke Ukraina adalah ilegal dan ancaman Presiden Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir "tidak terpikirkan dan tidak bertanggung jawab".
Wong mengatakan dia mengangkat masalah jurnalis Australia Cheng Lei dan blogger Yang Hengjun, yang ditahan di China dan menghadapi tuduhan spionase.
Pertemuan itu merupakan yang kedua dari dua diplomat dalam tiga bulan, terjadi saat pemerintah Partai Buruh Australia yang baru-baru ini terpilih berusaha untuk membangun kembali hubungan setelah kemerosotan tajam selama masa pemerintahan konservatif sebelumnya.
Wong mengatakan, Australia mencoba untuk mencapai hubungan yang stabil dengan China meskipun terdapat perbedaan, terutama dalam hal perdagangan.
Hubungan Australia dengan mitra dagang terbesarnya berada pada titik terendah setelah perselisihan mengenai sejumlah masalah, termasuk asal-usul pandemi Covid-19, perdagangan, dan tuduhan Australia atas campur tangan China.
"Saya pikir ini adalah jalan panjang di mana banyak langkah harus diambil oleh kedua belah pihak untuk hubungan yang lebih stabil," kata Wong. “Dari segi isu perbedaan, jelas yang pertama di antaranya adalah isu pemblokiran perdagangan, dan itu isu yang saya fokuskan sejak awal.”
Kementerian Luar Negeri China menyatakan, dalam pertemuan itu, Wang Yi, menekankan pentingnya hubungan bilateral yang stabil, lebih tangguh dan tidak rentan terhadap insiden mengingat 50 tahun hubungan diplomatik mereka.
“China bersedia untuk menyelesaikan perbedaan tersebut dengan sebaik-baiknya dan mendukung perkembangan hubungan bilateral yang sehat dan stabi,” kata Wang Yi.
REUTERS | NESA AQILA