TEMPO.CO, Jakarta - Mobilisasi militer parsial yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin ternyata bukan untuk 300.000 orang melainkan 1 juta, demikian dilaporkan Novaya Gazeta Europe, sebuah surat kabar independen Rusia.
Surat kabar itu menyoroti hilangnya paragraf ketujuh dalam dekrit yang ditandatangani oleh Putin pada Rabu, 21 September 2022.
Novaya Gazeta, seperti dikutip Newsweek, Jumat, 23 September 2022, menyatakan, bahwa laporannya didasarkan pada wawancara sumber di pemerintahan kepresidenan. Kementerian lain yang mereka hubungi juga tidak dapat melihat poin 7, yang tampaknya diklasifikasikan, meskipun mereka biasanya menerima teks lengkap dokumen resmi.
Dokumen asli yang dikeluarkan oleh Kremlin memuat poin 1 sampai 6, tetapi poin 7 benar-benar tersembunyi. Setelah poin ke-6, daftar itu tiba-tiba melompat ke-8.
Menurut surat kabar tersebut, poin 7 telah dicap "Untuk penggunaan resmi," tingkat tertinggi dari dokumen yang dikategorikan berdasarkan hukum Rusia. Sebagai aturan, dokumen tersebut tidak bersifat rahasia, melainkan hanya tanggung jawab disiplin atau administratif yang muncul.
Surat kabar itu tengah mengupayakan mencari seseorang yang memiliki akses ke dekrit tersebut untuk mempublikasikan dokumen di situs webnya.
Kremlin membantah klaim tersebut. Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, seperti dilansir TASS, mengatakan bahwa dugaan rencana untuk merekrut hingga satu juta orang ke dalam militer Rusia adalah kebohongan.
Sebelumnya pada Rabu, 21 September 2022, Presiden Putin memerintahkan mobilisasi militer untuk menghadapi perang Ukraina. Putin memperingatkan negara-negara Barat kalau dia tidak hanya menggertak dan siap menggunakan senjata nuklir demi membela Rusia.
"Jika integritas teritorial negara kami terancam, kami tanpa ragu akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyat kami - ini bukan gertakan," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi Rusia.
Itu akan menjadi mobilisasi militer pertama Rusia sejak Perang Dunia II. Melalui pidato televisi pagi hari, Putin menyatakan tenaga tambahan diperlukan untuk memenangkan perang, yang tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga para pendukung Baratnya.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu 21 September 2022 mengumumkan Rusia tengah menargetkan 300 ribu pasukan cadangan untuk mendukung militernya di Ukraina.
Shoigu menjelaskan panggilan wajib militer akan terbatas pada mereka yang memiliki pengalaman sebagai tentara profesional. Di samping itu, pelajar dan mereka yang hanya bertugas sebagai wajib militer tidak akan dipanggil.
NEWSWEEK, TASS, REUTERS