TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Garda Revolusi Iran atau IRGC pada Kamis, 22 September 2022, meminta pengadilan memproses hukum pihak yang menyebarkan hoax dan desas-desus mengenai kematian Mahsa Amini, 22 tahun. Permintaan itu, menyusul protes nasional atas kematian Amini yang masih berlangsung, dan unjuk rasa pro-pemerintah yang diperkirakan akan digelar.
IRGC mengucapkan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat Amini. Selain meminta pengadilan menindak pihak yang menyebar simpang-siur pemberitaan Amini, IRGC juga mendesak penanganan tegas bagi siapa saja yang mempengaruhi warga.
Nasibe Samsaei, seorang wanita Iran yang tinggal di Turki, memotong rambutnya selama protes setelah kematian Mahsa Amini, di luar konsulat Iran di Istanbul, Turki, 21 September 2022. REUTERS/Murad Sezer
IRGC adalah cabang dari Angkatan Bersenjata Iran yang didirikan setelah Revolusi Iran pada 22 April 1979, atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini. Sebelumnya pasukan IRGC memang menindak protes serupa di masa lalu.
Amini, meninggal pada pekan lalu setelah ditangkap di Teheran karena diduga telah memakai pakaian yang tidak pantas. Dia mengalami koma saat ditahan. Pihak berwenang mengatakan mereka akan meluncurkan penyelidikan penyebab kematiannya.
Protes atas kematian Amini adalah yang terbesar di Iran sejak 2019. Sebagian besar demonstran tersebut terkonsentrasi di barat laut, Ibu kota dan setidaknya 50 kota besar dan kecil di seluruh negeri. Polisi menggunakan kekuatannya untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Berdasarkan laporan Hengaw, kelompok HAM komunitas Kurdi, jumlah korban tewas di daerah Kurdi meningkat menjadi 15 orang. Para pejabat Iran membantah bahwa pasukan keamanan telah membunuh pengunjuk rasa. Aparat menyatakan bahwa mereka mungkin telah ditembak oleh pembangkang bersenjata.
Sampai Kamis, 22 September 2022, belum ada tanda-tanda protes akan mereda. Hengaw, warga sipil , dan observatorium penutupan internet NetBlocks melaporkan pihak berwenang membatasi akses ke internet.
Media di Iran mewartakan, protes pro-pemerintah direncanakan akan digelar pada Jumat, 23 September 2022. Editorial dari surat kabar Kayhan menyebut rakyat Iran tak akan melepaskan penjahat.
Kematian Amini telah menyalakan kembali kemarahan warga Iran atas isu-isu seperti pembatasan kebebasan pribadi, termasuk aturan berpakaian yang ketat untuk perempuan. Ekonomi Iran juga sedang terguncang akibat sanksi.
Ulama - ulama Iran khawatir protes 2019 yang meletus karena kenaikan harga BBM, bakal bangkit lagi. Kala itu, aksi protes menyebabkan sekitar 1.500 orang tewas.
REUTERS
Baca juga: Demo Menentang Kematian Mahsa Amini Meluas, Iran Blokir Internet dan Instagram
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.