Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putin Singgung Soal Nuklir dalam Perang di Ukraina, Ini Tanggapan NATO

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Sebuah howitzer self-propelled Rusia hancur selama operasi serangan balik Angkatan Bersenjata Ukraina, di wilayah Kharkiv, Ukraina 14 September 2022. Press Service of the 30th Independent Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS
Sebuah howitzer self-propelled Rusia hancur selama operasi serangan balik Angkatan Bersenjata Ukraina, di wilayah Kharkiv, Ukraina 14 September 2022. Press Service of the 30th Independent Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ancaman terselubung Presiden Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir setelah kemunduran Rusia di Ukraina adalah "retorika yang berbahaya dan sembrono," kata sekretaris jenderal NATO, Jens Stoltenberg, kepada Reuters, Rabu, 21 September 2022.

Ia menambahkan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri perang Rusia Ukraina adalah dengan membuktikan bahwa Moskow tidak akan menang di medan perang.

Jens Stoltenberg juga mengatakan, pengumuman Putin tentang mobilisasi militer pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua akan meningkatkan konflik dan menelan lebih banyak korban jiwa.

Tapi, kata kepala NATO, itu juga merupakan bukti bahwa Putin telah membuat "kesalahan besar" dengan keputusan Rusia untuk menyerang tetangganya pada 24 Februari 2022.

Stoltenberg, berbicara kepada Pemimpin Redaksi Reuters Alessandra Galloni di New York di sela-sela pertemuan tahunan Majelis Umum PBB, mengatakan aliansi pertahanan Barat yang beranggotakan 30 negara akan tetap tenang dan "tidak terlibat dalam retorika nuklir yang sembrono dan berbahaya seperti Presiden Putin."

"Satu-satunya cara untuk mengakhiri perang ini adalah dengan membuktikan bahwa Presiden Putin tidak akan menang di medan perang. Ketika dia menyadari itu, dia harus duduk dan merundingkan kesepakatan yang masuk akal dengan Ukraina," kata Stoltenberg.

Dalam pidatonya, Putin mengumumkan bahwa dia akan memanggil 300.000 pasukan cadangan untuk berperang di Ukraina dan mendukung rencana untuk mencaplok bagian-bagian negara itu, mengisyaratkan kepada Barat bahwa dia siap menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia.

"Jika integritas teritorial negara kami terancam, kami akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi rakyat kami - ini bukan gertakan," kata Putin.

Rusia memiliki "banyak senjata untuk membalas," kata Putin.

Pidato Putin menyusul meningkatnya korban dan kemunduran medan perang bagi pasukan Rusia, yang telah diusir dari daerah yang mereka kuasai di timur laut Ukraina dalam serangan balasan Ukraina bulan ini dan macet di selatan.

"Pidato Presiden Putin menunjukkan bahwa perang tidak berjalan sesuai dengan rencana Presiden Putin," kata Stoltenberg.

"Dia membuat kesalahan besar, kesalahan strategis," kata Stoltenberg tentang Putin.

"Lebih banyak pasukan akan meningkatkan konflik. Itu berarti lebih banyak penderitaan, lebih banyak korban jiwa - nyawa warga Ukraina, tetapi juga nyawa warga Rusia," kata Stoltenberg.

Putin mengatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa para pejabat di negara-negara anggota NATO telah mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia, dan bahwa Rusia "juga memiliki berbagai alat pemusnah."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

NATO belum melihat adanya perubahan dalam postur dan kesiapan nuklir Rusia, kata Stoltenberg, tetapi menambahkan bahwa kuncinya adalah untuk mencegah eskalasi semacam itu.

“Kami akan memastikan bahwa tidak ada kesalahpahaman di Moskow tentang keseriusan penggunaan senjata nuklir. … Dan itulah alasan mengapa kami sangat jelas dalam komunikasi kami dengan Rusia tentang konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya, tentang fakta bahwa perang nuklir tidak bisa dimenangkan oleh Rusia."

NATO: Perdamaian tergantung Rusia

Stoltenberg mengatakan bahwa meskipun pasukan Rusia tidak diperlengkapi dengan baik dan tidak memiliki komando dan kontrol yang tepat, sulit melihat konflik berakhir dalam jangka pendek selama Rusia menolak untuk menerima bahwa Ukraina adalah negara yang berdaulat dan merdeka.

Stoltenberg menyatakan keyakinannya bahwa selama ini aliansi Barat akan tetap bersatu.

"Kami siap menghadapi musim dingin yang sulit. Musim dingin akan datang, ini akan sulit bagi kita semua. Tetapi jawabannya adalah tidak mundur dan berhenti mendukung Ukraina. Jawabannya, jika ada, adalah untuk melangkah lebih jauh. mendukung Ukraina," kata Stoltenberg.

Saat NATO bersiap untuk "jangka panjang" dalam berurusan dengan Putin, NATO sekarang sedang berdialog dengan industri pertahanan untuk membangun kembali stok senjata dan amunisinya, kata Stoltenberg.

"Kami telah mengurangi banyak stok. Kami membutuhkan stok untuk disiapkan. Itulah alasan mengapa kami sekarang sangat terlibat dengan industri ini," kata Stoltenberg.

Stoltenberg sekali lagi menyatakan keyakinannya bahwa keanggotaan NATO di Swedia dan Finlandia, yang mendaftar untuk bergabung dengan aliansi tersebut setelah invasi Rusia ke Ukraina, akan diratifikasi, bahkan ketika Turki terus menyatakan keprihatinan atas langkah tersebut.

NATO tidak melihat China sebagai musuh, kata Stoltenberg, tetapi menyatakan keprihatinan yang berkembang atas kerja sama yang semakin erat antara Beijing dengan Moskow dalam latihan militer dan dalam domain diplomatik.

"China adalah bagian dari tantangan keamanan yang harus kita hadapi hari ini," kata Stoltenberg.

Stoltenberg, yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri Norwegia, telah memegang jabatan sekretaris jenderal NATO sejak 2014. Sekutu NATO pada Maret memperpanjang mandatnya di pos tersebut hingga September 2023.

Reuters

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

5 jam lalu

Kim Jong Un bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, Korea Utara, 19 Oktober 2023. Kemenlu Rusia/Handout via REUTERS
Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

Kepala Intelijen Rusia mendatangi Korea Utara untuk membahas berbagai hal.


Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

11 jam lalu

F-16 Fighting Falcon yang ditugaskan di Sayap Tempur ke-8 mengalami 'darurat dalam penerbangan', jatuh di Laut Kuning [File: Ints Kalnins/Reuters]
Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.


Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

15 jam lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV
Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.


Rusia Kirimkan Lebih dari 29 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

1 hari lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan ke Gaza menunggu di Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Rusia Kirimkan Lebih dari 29 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Penerbangan khusus Rusia mengirimkan bantuan kemanusiaan gelombang ke-20 ke Gaza melalui Bulan Sabit Merah Mesir


Volodymyr Zelensky Bikin Acara Buka Puasa dengan Komunitas Muslim Ukraina

1 hari lalu

Presiden Ukriana Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato secara virtual di KTT G20, Selasa, 15 November 2022. Sumber: Istimewa
Volodymyr Zelensky Bikin Acara Buka Puasa dengan Komunitas Muslim Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan doa bagi negara-negara yang sedang dilanda konflik pada Ramadan tahun ini.


Daftar Negara Peserta dan Pembagian Grup Piala Eropa 2024 Usai Georgia, Ukraina, dan Polandia Lolos

1 hari lalu

Logo Euro 2024.
Daftar Negara Peserta dan Pembagian Grup Piala Eropa 2024 Usai Georgia, Ukraina, dan Polandia Lolos

Tiga negara dipastikan termasuk dalam 24 negara yang lolos ke putaran final Piala Eropa 2024 atau Euro 2024 pada Kamis dinihari, 27 Maret 2024.


24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

2 hari lalu

Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kremlin via RUETERS
24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

24 tahun, Vladimir Putin berhasil mempertahankan tahta politiknya. Bagaimana rekam jejaknya berkuasa sebagai Presiden Rusia terlama?


2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

2 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki


Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

2 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin tiba untuk berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup pada hari terakhir pemilihan presiden, di Moskow, Rusia, 17 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow


Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

2 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. Komisi Nasional Pemilu Rusia (CEC), suara pemilih yang terkumpul mencapai 72,22 persen, naik dari pemilu 2018 sebesar 67,5 persen. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

Putin menyatakan penembakan massal di Moskow dilakukan oleh kelompok Islam radikal, namun tetap ada hubungannya dengan Ukraina.