TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan posisi negaranya di tengah kabar referendum dua wilayah di timur Ukraina yang mau mengintegrasikan diri dengan Rusia. Ia menyerukan tekanan lebih besar terhadap Moskow.
"Posisi kami tidak berubah karena kebisingan atau pengumuman di suatu tempat. Dan kami menikmati dukungan penuh dari mitra kami dalam hal ini," kata Zelensky dalam pidato rutin, Selasa, 20 September 2022, tanpa menyinggung langsung referendum tersebut.
Zelensky mengaku telah menginformasikan semua subjek hubungan internasional mengenai apa yang terjadi di Ukraina. Ia menyebut dukungan dari komunitas dunia akan terus mengalir ke Kyiv dalam kondisi apa pun.
"Jadi mari kita pertahankan tekanannya. Mari jaga persatuan. Mari kita bela Ukraina. Kami membebaskan tanah kami. Dan kami tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan," ujar Zelensky.
Dua wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina timur, Luhansk dan Donetsk, mengumumkan rencana mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia akhir pekan ini. Belakangan, bagian-bagian provinsi Kherson dan Zaporizhzhia menyerukan untuk pemungutan suara kilat untuk secara resmi meninggalkan Ukraina.
Pemerintahan Luhansk dan Donetsk pro-Moskow sebelumnya sudah memproklamirkan diri sebagai negara dengan dukungan Rusia. Adapun referendum kali ini akan digulirkan pada 23-27 September 2022.
Langkah politik itu dilakukan ketika Rusia telah kehilangan wilayah yang diperolehnya pada awal perang dalam beberapa minggu terakhir. Pasukan Rusia menyerbu Ukraina sejak 24 Februari 2022. Titik-titik pertempuran bergeser sesuai dengan strategi militer kedua negara. Setelah gagal menggapai Kyiv di awal invasi, Rusia memfokuskan serangan di Donbas, wilayah timur Ukraina.
Baru-baru ini, Ukraina melancarkan serangan balasan di wilayah timur dan selatan. Ukraina mengklaim pasukannya telah menembus lebih jauh ke timur, wilayah yang baru-baru ini ditinggalkan oleh Rusia. Manuver militer ini membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Moskow di wilayah Donbas.
Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan untuk menyampaikan pidato kenegaraan pada Selasa malam, 20 September 2022. Agenda orasi pertama Putin sejak dimulainya invasi ke Ukraina pada Februari lalu ditunda.
Ada spekulasi bahwa Putin akan mengumumkan langkah-langkah lebih lanjut untuk menopang strategi militernya yang goyah di Ukraina, termasuk kemungkinan wajib militer bagi warga negara Rusia.
The Independent, mengutip sebuah laporan, mewartakan, seorang mantan penasihat Presiden Putin telah mengkonfirmasi di Telegram bahwa pidato akan diundur pada Rabu, 21 September 2022. Awalnya penundaan pidato Selasa malam hanya diharapkan dua jam.
Presiden Volodymyr Zelensky, dalam pidato Selasa malam, menyerukan lebih banyak dukungan bagi militer dan seluruh komponen perjuangan Ukraina, dalam upaya apa yang disebutnya untuk memulihkan "integeritas teritorial kita."
Baca juga: Kehadiran Zelensky di KTT G20 Bali Ditentukan Situasi Medan Perang
KANTOR KEPRESIDENAN UKRAINA | REUTERS