TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam wawancara dengan Politiko pada Selasa, 20 September 2022, menyebut Rusia bukan hanya sedang memerangi Ukraina, namun keseluruhan Uni Eropa. Dia pun mengklaim operasi militer Rusia di Ukraina gagal dan hanya membuat Uni Eropa semakin kuat.
Klaim itu disampaikan Sanchez menjelang diselenggarakannya Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Sanchez juga menyatakan Presiden Rusia Vladimir menggunakan energi sebagai alat perang karena Putin mengancam Uni Eropa dengan nilai (biaya energi).
Mayat tahanan yang terbakar di antara puing-puing setelah penembakan di pusat penahanan pra-sidang selama konflik Ukraina-Rusia, di pemukiman Olenivka di Wilayah Donetsk, Ukraina 29 Juli 2022. Puluhan tawanan perang Ukraina tampaknya telah tewas ketika sebuah bangunan penjara dihancurkan dalam serangan rudal. REUTERS/Alexander Ermochenko
Sanchez berkeras meskipun saat ini terjadi krisis energi hingga membuat Uni Eropa mengkeret, hal ini hanya membuat Uni Eropa lebih bersatu. Krisis energi buntut dari sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat ke Rusia.
Menurut Perdana Menteri Sanchez, Uni Eropa pernah dilanda krisis pada 2008 dan hal ini mengajarkan organisasi terbesar di Benua Biru tersebut cara mengumpulkan utang, mengkoordinasikan pertahanan dan menyapih dari ketergantungan pada energi Rusia.
Sanchez melihat sistem energi Eropa saat ini adalah sebuah pasar yang tidak berfungsi, namun dia menyoroti pentingnya tetap berpegang pada kebijakan-kebijakan energi bersih.
“Jangan gunakan krisis energi ini untuk menghalangi langkah mengatasi krisis iklim,” kata Sanchez. Dia menambahkan kebijakan-kebijakan baru yang kreatif, yang tidak terfikirkan beberapa tahun lalu dibutuhkan untuk mengatasi krisis.
Ucapan Sanchez itu disampaikan saat negara-negara zona Eropa kemungkinan menghadapi resesi pada tahun depan karena lonjakan harga energi seiring dengan terbatasnya suplai energi.
Krisis energi di Eropa memburuk pada awal Juli 2022 atau setelah aliran gas dari Rusia dikurangi gara-gara sanksi hingga masalah teknis dengan jalur pipa Nord Stream 1, yang pada akhir bulan lalu benar-benar mati.
Krisis energi di Uni Eropa sebagian besar disebabkan keputusan organisasi itu sendiri, yang memangkas minyak Rusia lewat pemberlakuan sanksi – sanksi. Uni Eropa adalah organisasi terbesar di Benua Biru.
Sumber: RT.com
Baca juga: Ferdy Sambo: Izinkan Saya Bertanggung Jawab atas Segala Perbuatan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.