TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang bersenjata bentrok dengan pasukan keamanan Otoritas Palestina di Tepi Barat pada hari Selasa, 20 September 2022. Akibatnya, satu orang tewas dalam konfrontasi, yang pecah setelah penangkapan dua gerilyawan, kata saksi dan petugas medis.
Kelompok bersenjata Islam Hamas, saingan dari Otoritas Palestina (PA) yang didukung Barat, mengatakan PA telah menangkap salah satu anggota seniornya yang dicari oleh Israel dan seorang pria bersenjata lainnya, di kota Nablus.
Tidak ada komentar langsung dari PA, yang mendapat kecaman dari Israel dan Amerika Serikat karena tidak berbuat cukup untuk mengendalikan orang-orang bersenjata di benteng-benteng militan seperti Nablus dan kota terdekat Jenin.
Konfrontasi pecah di kedua kota semalam. Tembakan diarahkan ke markas PA di Jenin, kata saksi. Toko-toko tutup dan Universitas Nasional An-Najah menginstruksikan mahasiswa untuk tinggal di rumah.
Saksi mata mengatakan polisi PA menembakkan gas air mata ke arah pemuda yang melemparkan batu. Tidak segera jelas apakah pria berusia 53 tahun yang tewas dalam bentrokan itu terkena tembakan PA atau militan.
Kekerasan di Tepi Barat telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir setelah Israel meningkatkan serangan ke wilayah itu menyusul serentetan serangan jalanan Palestina yang mematikan di Israel.
Para pemimpin PA mengatakan serangan Israel melemahkan kekuasaan mereka, sementara Israel mengatakan harus beroperasi di sana untuk mencegah lebih banyak serangan dan menuntut PA menindak militan.
Pembicaraan kenegaraan Palestina dengan Israel, yang disponsori AS, berantakan pada 2014. Sejak itu, kredibilitas domestik PA telah berkurang, sementara para pemimpin Hamas secara teratur menyerukan militan di Tepi Barat untuk meningkatkan serangan terhadap Israel.
Otoritas Palestina telah membatasi pemerintahan sendiri di Tepi Barat yang diduduki Israel. Hamas menguasai Gaza, yang direbutnya dari Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam perang saudara singkat tahun 2007.
"Otoritas Palestina telah memposisikan dirinya sebagai agen eksklusif pendudukan (Israel) terhadap rakyat Palestina kami," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.
PA belum mengomentari kekerasan terbaru. Ia sebelumnya telah menolak tuduhan semacam itu dan menuduh Hamas mencoba menghasut publik agar menentang untuk melemahkan mereka.
Reuters