TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mengklaim pasukannya telah menembus lebih jauh ke timur, wilayah yang baru-baru ini ditinggalkan oleh Rusia. Manuver militer ini membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Moskow di wilayah Donbas.
Gubernur Regional Serhiy Gaidai mengatakan, angkatan bersenjata Ukraina telah mendapatkan kembali kendali penuh atas desa Bilohorivka, dan bersiap untuk merebut kembali semua provinsi Luhansk dari Rusia. Desa ini hanya berjarak 10 kilometer barat kota Lysychansk, yang jatuh ke tangan Rusia setelah berminggu-minggu pertempuran sengit Juli lalu.
"Akan ada pertempuran untuk setiap sentimeter. Musuh sedang mempersiapkan pertahanan mereka. Jadi kita tidak akan begitu saja masuk," tulis Gaidai dikutip dari Reuters, Selasa, 20 September 2022.
Luhansk dan provinsi tetangganya, Donetsk terletak di kawasan industri timur Donbas. Moskow menargetkan wilayah itu sebagai tujuan utama "operasi militer khusus" di Ukraina.
Pasukan Ukraina mulai menyerbu ke Luhansk sejak mengusir pasukan Rusia keluar dari provinsi Kharkiv timur laut dalam serangan balasan kilat bulan ini.
Di tengah keberhasilan serangan Ukraina baru-baru ini, pemerintahan yang didukung Moskow di Donbas menyerukan referendum mendesak agar wilayah itu menjadi bagian dari Rusia.
Denis Pushilin, Pemimpin Donetsk pro-Moskow, meminta sesama pemimpin separatis di Luhansk untuk menggabungkan upaya mempersiapkan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Selain di wilayah timur, serangan balasan Ukraina di wilayah selatan juga disebut mengalami sedikit kemajuan. Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan mereka telah menenggelamkan sebuah tongkang yang membawa pasukan dan peralatan Rusia melintasi sungai dekat Nova Kakhovka di wilayah Kherson.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato Senin, 19 September 2022, bahwa pihak Rusia tengah panik. Ia menambahkan, Kyiv sekarang akan fokus pada kecepatan di daerah-daerah yang dibebaskan.
Pemimpin Ukraina itu mengisyaratkan dia akan menggunakan pidato video ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Rabu, 21 September 2022, untuk meminta negara-negara mempercepat pengiriman senjata dan bantuan.
"Kami melakukan segalanya untuk memastikan kebutuhan Ukraina terpenuhi di semua tingkatan - pertahanan, keuangan, ekonomi, diplomatik," kata Zelensky.
Baca: Putin Sebut Ingin Segera Akhiri Perang Rusia Ukraina
REUTERS