TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia mendukung implementasi kesepakatan Black Sea Initiative (BSI) mengenai ekspor pangan dari Rusia dan Ukraina.
Saat bertemu dengan Wakil Sekjen PBB untuk Kepala Bantuan Kemanusiaan Martin Griffiths di New York pada Senin, 19 September 2022, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya penerapan dari BSI.
"(Implementasi itu) terutama untuk membantu negara berkembang dalam mengamankan pasokan pangan dan pupuk untuk rakyatnya," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri mengutip pernyataan Retno.
BSI ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli dan ditandatangani oleh perwakilan dari Rusia dan Ukraina. Fokus utama dari inisiatif ini adalah untuk memfasilitasi dimulainya kembali ekspor penting dari Ukraina untuk mengurangi kekurangan pangan global dan kenaikan harga komoditas biji-bijian.
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia dan Ukraina mengekspor sepertiga kebutuhan gandum dunia. Rusia juga eksportir pupuk terbesar dunia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengeluh kesepakatan ini tidak efektif sebab ekspor biji-bijian Ukraina mayoritas diterima oleh negara-negara kaya.
Berbicara di sebuah forum ekonomi di kota Vladivostok di Timur Jauh Rusia, Putin menyebut ekspor gandum Ukraina tidak akan pergi ke negara-negara termiskin di dunia seperti yang dimaksudkan semula.
"Apa yang kami lihat adalah penipuan yang berani. Penipuan oleh komunitas internasional terhadap mitra kami di Afrika, dan negara-negara lain yang sangat membutuhkan makanan. Itu semua (ekspor pangan Ukraina) penipuan," kata Putin.
Inggris membantah pernyataan Putin mengenai ekspor biji-bijian Ukraina yang disebut hanya sedikit sampai ke negara-negara miskin. Kementerian Pertahanan Inggris pada Ahad, 11 September 2022, menyebut klaim Putin itu keliru.
Kementerian Pertahanan Inggris, mengutip angka-angka PBB, menyatakan melalui Twitter bahwa sekitar 30 persen biji-bijian yang diekspor berdasarkan kesepakatan Ukraina-Rusia telah dipasok ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di Afrika, Timur Tengah dan Asia.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Pembahasan Utama di Sidang Umum PBB
DANIEL AHMAD