TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya pemimpin tahta Kerajaan Inggris Ratu Elizabeth II pada Minggu lalu, memicu luapan emosi yang masyarakat Inggris. Puluhan ribu orang keluar rumah demi bisa melihat peti mati Ratu saat menuju ke Ibu Kota London.
Antrian demi bisa melihat peti mati Ratu Elizabeth II mengular sampai bermil-mil. Mereka yang mengantri tak mempedulikan suhu dingin 7 derajat celcius. Pemerintah Inggris mengatakan waktu tunggu untuk melihat peti mati Ratu saat ini, sudah lebih dari 24 jam.
"Waktu antrian diperkirakan lebih dari 24 jam dan suhu semalaman akan dingin," demikian keterangan Kementerian Kebudayaan Inggris memperingatkan di Twitter pada pukul 16.14 waktu setempat, setelah menghentikan antrian sekitar pukul 09.00 malam atau batas akhir yang ditentukan di Southwark Park.
Pangeran Harry (tengah) berjalan di belakang peti mati Ratu Elizabeth II bersama sejumlah anggota keluarga kerajaan Inggris, di antaranya Raja Charles III, Putri Anne, Pangeran William dan Pangeran Edward dalam prosesi Kenegaraan Ratu Elizabeth II di London, 14 September 2022. Penampilan Pangeran Harry menjadi sorotan, karena ia terlihat mengenakan pakaian biasa di antara keluarganya yang lain. Jeff J Mitchell via REUTERS
Kendati demikian, orang-orang masih saja menunggu. Penantian berjam-jam di tengah cuaca buruk, tidak menghalangi para pelayat yang berdatangan dari dalam negeri maupun luar Inggris. Mereka mengantri agar bisa untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin terlama di Inggris itu.
Reuben Fevrier, seorang akuntan dari London yang berada di barisan, mengenang Ratu Elizabeth II sebagai sosok yang tabah dan berkomitmen sungguh-sungguh pada negara. Kehidupan Ratu dinilainya luar biasa.
"Saya pikir ini yang paling bisa saya lakukan (antri dalam memberikan penghormatan terakhir)," kata Fevrier.
Antrean untuk melihat peti mati Ratu Elizabeth II terus meliuk dari Southwark Park ke parlemen Westminster Hall, tempat peti mati ratu disemayamkan. Sekitar 750 ribu orang secara total diperkirakan akan datang sebelum pemakaman hari Senin.
"Saya sama sekali tidak merasakan sensasi di lutut atau kaki saya. Sejauh ini baik-baik saja," kata Hyacinth Appah, seorang pelayat dari London dalam antrian.
Toilet sementara telah dipasang di sepanjang rute antrian, dan para pelayat diminta untuk tidak membawa peralatan berkemah, sleeping bag, atau kursi lipat.
"Dia adalah segalanya. Dia ada di sini sepanjang hidup saya. Anda tidak bisa meminta orang yang lebih agung dan bermartabat. Dia mewakili sebuah negara, dia adalah negara," kata Susan Green, seorang pensiunan dari NHS (badan kesehatan Inggris).
Mantan kapten sepak bola Inggris, David Beckham dan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern juga terlihat memberikan penghormatan kepada Ratu. Naomi Brown dari London, mengatakan dia telah menunggu hampir 11 jam setelah bergabung dengan antrian pada Kamis malam, 15 September 2022 usai pulang kerja.
"Saya hanya berpikir, saya tidak akan pernah melakukannya lagi. Saya sangat menghormati Ratu, tidak sekalipun dia goyah. Dia telah menjadi simbol yang baik untuk negara kita … rasanya seperti kita telah kehilangan anggota keluarga," kata Brown, 29 tahun, kepada Reuters saat dia mendekati barisan bagian depan.
REUTERS | NESA AQILA
Baca juga: Geger Penyanderaan Karyawan dan Nasabah Bank di Lebanon
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.