TEMPO.CO, Jakarta - Lima bank Lebanon pada Jumat, 16 September 2022, 'disandera' oleh para nasabah yang menuntut dibukanya akses pada uang tabungan mereka yang telah dibekukan dalam sistem perbankan dampak krisis keuangan di Lebanon yang belum berakhir. Krisis juga telah memicu terjadinya serentetan aksi perampokan karena frustrasi atas ledakan krisis keuangan.
Tujuh bank 'disandera' sejak Rabu, 14 September 2022, di Lebanon sebagai buntut dari bank-bank komersial, yang sementara membekukan sebagian besar tabungan deposito nasabah sejak inflasi tiga tahun lalu. Inflasi telah membuat sebagian besar warga Lebanon tidak mampu membeli barang-barang kebutuhan pokok.
Pada Jumat pagi, 16 September 2022, seorang laki-laki bersenjata yang diidentifikasi dengan nama Abed Soubra memasuki Bank BLOM di wilayah Tariq Jdideh, Lebanon. Soubra ketika itu hendak menarik uangnya yang ada di bank itu.
Dia kemudian menodongkan senjatanya kepada satpam bank, tetapi tetap terkunci di dalam bank setelah matahari terbenam. Terjadi negosiasi dengan pejabat bank untuk menarik uang tabungannya sebesar $300 ribu atau setara dengan Rp.4 miliar.
Media setempat mewartakan Soubra pada akhirnya bersedia meninggalkan bank tanpa membawa uang. Langkah tersebut bagian dari penyelesaian yang dinegosiasikan oleh seorang ulama berpengaruh. Soubra tidak ditahan.
Sepanjang hari, Soubra disemangati oleh kerumunan besar orang yang berkumpul di luar kantor bank BLOM, termasuk oleh Bassam al-Sheikh Hussein. Hussein adalah warga Lebanon yang juga pernah 'menyandera' bank pada Agustus 2022 lalu untuk menarik uang simpanan sendiri dari bank tempatnya menabung. Tuduhan terhadap Hussein sudah dibatalkan.
"Kami akan terus melihat ini terjadi selama nasabah yang punya uang (menuntut uangnya). Apa yang hendak mereka lakukan? Mereka tidak punya solusi lain," kata Hussein.
The Depositors Union, sebuah kelompok advokasi yang didirikan untuk membantu klien mendapatkan akses ke dana tabungan mereka, menggambarkan aksi perampokan pada Jumat, 16 September 2022, sebagai 'pemberontakan para deposan (pemilik deposito)' dan reaksi yang wajar serta dapat dibenarkan terhadap batasan pada bank.
Rencananya, pada pekan depan Asosiasi Bank Lebanon akan mengumumkan penutupan bank selama tiga hari karena masalah keamanan. Lembaga itu juga mendesak pemerintah agar mengeluarkan undang-undang untuk menangani krisis.
Pihak berwenang lambat meloloskan reformasi yang akan mengucurkan akses USD3 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF). Otoritas Lebanon juga pada Jumat kemarin gagal meloloskan anggaran 2022.
Bank, tanpa undang-undang kontrol modal, memberlakukan secara sepihak jumlah uang yang bisa ditarik nasabah setiap minggunya dalam mata uang USD atau lira Lebanon. Mata uang lira Lebanon, yang kehilangan lebih dari 95 persen nilainya sejak 2019.
Empat aksi 'penyanderaan' lainnya terjadi pada Jumat, 16 September 2022, yang diakhiri dengan pembayaran sebagian dari total US$60 ribu atau setara dengan Rp.889 juta yang diberikan secara tunai kepada para nasabah yang menyerang. Sebagian besar penyerang itu ditangkap, sementara satu orang lainnya bersembunyi.
Di antara kejadian penyanderaan itu, dilakukan oleh Jawad Slim, yang memasuki kantor cabang Bank LGB di daerah Ramlet al-Bayda, Ibu Kota Beirut pada Jumat pagi, 16 September 2022.
Menjelang malam, tercapai kesepakatan dengan bank untuk menarik uangnya sebesar US$15 ribu dan cek sebesar US$35 ribu, yang bisa dia tunaikan. Aparat keamanan menahannya, tetapi tidak jelas tuduhan seperti apa yang akan diajukan.
Secara terpisah, seorang warga Lebanon Mohammad al-Moussawi mendapat uang tunai sebesar US$20 ribu atau setara Rp.299 juta dari rekeningnya di bank Banque Libano-Francaise. Uang tersebut baru bisa diterimanya setelah mengancam karyawan bank dengan senjata palsu.
"Sistem perbankan ini menipu kami dan itu sepadan dengan sepatu saya," kata al-Moussawi kepada Reuters. BLF mengkonfirmasi kejadian ini.
Menurut sebuah sumber yang disampaikan kepada Reuters, dalam insiden kelima pada Jumat sore, 16 September 2022, seorang mantan anggota militer mendapat uang tunai US$25 ribu dari rekeningnya di kantor cabang BankMed di luar Ibu Kota Beirut. Pelaku melepaskan tembakan di dalam kantor cabang dan mengancam akan bunuh diri jika dia tidak mendapatkan uang simpanannya seluruhnya.
Sumber itu mengatakan, laki-laki tersebut lalu menyerahkan uang itu kepada ibunya. Dia kemudian ditahan oleh aparat keamanan.
REUTERS
Baca juga: Mengenal Inflasi, Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.